Langsung ke konten utama

Freakonomics : A Rogue Economist Explores the Hidden Truth of Everything

     Buku ini ditulis oleh seorang ekonom muda bernama Steven D.Levitt dan seorang wartawan, Stephen J.Dubner. Bercerita tentang dua orang yang penasaran tentang berbagai hal yang terjadi di kehidupan mereka. Hal-hal yang mereka ingin tahu dan telaah antara lain persamaan antara guru dan pegulat sumo dalam melakukan kecurangan, persamaan antara organisasi Ku Klux Klan dan sekelompok agen real estat dalam memanipulasi informasi, mengapa bandar narkoba masih tinggal dengan ibunya, kemana para kriminal menghilang, apa yang membuat orang tua jadi sempurna dan pengasuhan anak yang sempurna.
     Kedua orang ini bertanya dan menelaah apakah sebab dan akibat dari berbagai kejadian di atas. Setelah membaca buku ini dapat diketahui bahwa untuk mengatasi suatu masalah dibutuhkan inovasi untuk menanggulangi hal-hal kecil yang merupakan akar suatu masalah (bab Kemana kriminal-kriminal menghilang) atau menemukan hal-hal sepele yang bisa menjadi malapetaka bila diterapkan pada kelompok dengan kebanggaan berlebih (Ku Klux Klan).

     Beberapa insentif yang menjadi motivasi seseorang menginginkan sesuatu juga diuraikan. Dalam bab Mengapa Bandar Narkoba Masih Tinggal dengan Ibunya diterangkan bahwa seseorang tertarik pada pekerjaan tertentu terutama ditentukan oleh besarnya penghasilan yang mungkin didapat atau hanya itula satu-satunya pekerjaan yang diketahuinya.
     Kadang kita bertanya-tanya apakah nama dan pola pengasuhan mempengaruhi nasib kita? Pada bab 5 dan 6 dijelaskan bahwa tingkat kecerdasan dan keterlibatan orang tua sangat menentukan nilai-nilai anak di sekolah walau tidak menentukan akan jadi apakah si anak kelak. Orang tua yang cerdas cenderung memilih nama yang baik dan berbau kesuksesan untuk anaknya, memilih buku bacaan dan memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan terbaik serta mendidik anak-anaknya agar mendapat nilai terbaik. Namun usaha, kemauan, kegigihan dan kepribadian si anaklah yang kelak menentukan jalan hidupnya sesudah selesai sekolah.
     Salah satu nilai yang kita dapat dari buku ini adalah tidak ada penyebab yang benar dan pasti mengapa sesuatu bisa terjadi, tergantung dari kacamata siapa suatu kejadian dilihat. Begitu pula dengan peristiwa kejayaan atau kejatuhan. Keduanya terkadang berlangsung begitu cepat atau begitu lambat, begitu tidak kentara sehingga tidak dapat diantisipasi. Tindakan pencegahan yang dilakukan justru terkadang mempercepat suatu kejatuhan atau kejayaan.
     Freakonomics tidak hanya berhenti di buku saja. Ia sudah berkembang menjadi blog, podcast, video, siaran radio dan media-media lain yang bisa ditemui di freakonomics.com. Di situs ini kita bisa membaca berbagai tulisan dari ekonom-ekonom tentang berbagai hal. Karena tulisan di blog ini tidak terlalu berat kita membacanya tanpa perlu berpikir keras.
     Kekuatan ekonom abad 21 seperti Seteven D.Levitt, Ian Ayres (SuperCruncher), Tim Harford (UndercoverEconomist), Simon Kuper (Soccernomics) dkk adalah mereka lebih pandai merangkai kata-kata sehingga pembaca tidak bosan. Mereka juga rajin berkomunikasi lewat blog dan social media, dan bisa melihat berbagai permasalahan dengan sederhana. Karya dan nasihat mereka ringan, mudah dicerna dan dipraktekkan. Masyarakat awam pun lebih cepat memahami berbagai masalah dilihat dari kacamata ekonomi berkat tulisan dan karya mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.