Langsung ke konten utama

Saham Defensif



Teorinya, saham defensif adalah saham yang pergerakan relatif atau koefisien korelasinya terhadap IHSG kurang dari 0.5. Istilah kerennya, β ≤ 0.5. Pergerakan saham defensif tidak atau kurang dipengaruhi IHSG.


Dulu, tahun 2000an, saham defensif identik dengan sektor konsumer, mencakup Unilever, Gudang Garam, Indofood Grup (ICBP dan INDF). Tapi sejak mereka ramai-ramai membangun pabrik baru dan pendapatan naik puluhan persen, mereka justru jadi penggerak index. Pernah dalam satu hari ICBP (Indomie) dan Unilever naik bebarengan sebesar 300 rupiah dan membuat IHSG naik ke zona hijau dari sebelumnya minus 20 poin.

Kalau menurut beberapa tulisan yang saya baca, kata defensif pada saham defensif mengacu pada sifat industrinya yang memproduksi bahan-bahan pokok penunjang hidup alias sembako. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan belum semua kebutuhannya tercapai membuat perusahaan-perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok terus naik penjualannya walau sedang krisis sekalipun.

Dalam kondisi banjir atau gunung meletus, mi instan dan biskuit sangat dibutuhkan (haloo…Indofood grup). Kalau stres, kaum pria cenderung merokok. Bahkan dalam suasana mapan dan bahagia, konsumsi makanan dan rokok tetap jalan. Mau sehat atau sakit, orang tetap minum vitamin atau suplemen makanan. Singkatnya, saham defensif adalah saham sektor konsumer yang kebal krisis.

Karena kebal krisis, saham defensif kerap dipersepsikan sebagai saham yang aman dan tidak pernah turun. Tapi benarkah demikian? Untuk jangka panjang, lebih dari 3 tahun hal ini mungkin ada benarnya. Saham sektor konsumer yang defensif nilainya cenderung naik puluhan persen dalam 2 tahun. Tapi kalau dilihat harian, saham defensif tetaplah saham normal yang fluktuatif. Saham defensif juga tidak luput dari aksi jual besar-besaran.

Pada 12 dan 13 Desember 2012, saham Unilever dijual besar-besaran hingga turun dari 25800 ke 22750 karena ada berita kenaikan royalti ke induknya di Belanda sana. Setiap kali Indofood dan Indomie mencetak rekor harga tertinggi, mereka cenderung turun dan stuck di posisi yang sama selama berminggu-minggu. 
Saham Defensif yang masuk LQ 45 Edisi Februari-Juli 2013 antara lain : Unilever (UNVR), INDF (Indofood), ICBP (Indofood CBP alias Indomie), GGRM (Gudang Garam), KLBF (Kalbe Farma). Di luar LQ45 ada KAEF (Kimia Farma), INAF (Indofarma), HMSP (HM Sampoerna), AISA (TPS Food), STTP (Siantar Top). 

Kesimpulannya, saham defensif memang aman selama niat kita memilikinya adalah berinvestasi dan mengejar dividen. Untuk trading saham defensif, dibutuhkan kesabaran ekstra besar karena pergerakannya betul-betul lambat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.