Langsung ke konten utama

Modern Romance by Aziz Ansari & Eric Klinenberg

What is the best comedy/humor book throughout 2015? With the rise of Twitter and satire-comedy writings, its hard to point one book that actually worth to laugh while read at the same time, until I find Modern Romance. Theoretically, this book falls into social research book. But Aziz Ansari is so renowned comedian, especially after Netflix stream his serials, Masters of None. Ansari become synonimous with heartfelt laughter. After reading its sample on Google Play Book, and laughing frantically, I decided to buy this book.

 Modern Romance adalah buku yang bisa membuat pembacanya terpingkal-pingkal sampai sakit perut, dan pada saat yang bersamaan mengangguk-angguk setuju. Berpasangan dengan prominent sociologist, Eric Klinenberg, Ansari melakukan penelitian tentang kehidupan percintaan manusia di era modern dan lintas generasi. Mereka berdua meneliti interaksi pemuda-pemudi kelompok usia 18-35 tahun (Gen Y/Milennials) di era digital, membandingkan interaksi tersebut dengan generasi-generasi sebelumnya: Baby Boomers dan Gen X.
Ada sejumlah isu yang dibahas dalam Modern Romance, mulai dari pencarian belahan jiwa (soul mate), proses pendekatan, online dating, makna cinta, perselingkuhan, hingga pernikahan. Kesemuanya disajikan dalam bahasa yang kocak dengan taburan lelucon dan gambar hasil photoshop yang menggelikan pembacanya. Lokasi riset dan wawancara yang bervariasi, seperti Tokyo, Buenos Aires, Paris, New York, dan Los Angeles memberi pembaca Modern Romance kacamata budaya yang berbeda-beda dalam memahami kehidupan percintaan di berbagai budaya.
Sejumlah hal bisa dikaitkan dengan kehidupan pembaca. Misalnya dalam bab Initial Ask alias pendekatan, sejumlah proses pengenalan pasangan pernah saya jalani, walau belum ada yang sesuai. Atau saat mencoba berkenalan dengan sejumlah pria lewat sms atau aplikasi perpesanan. Pembaca yang sudah pernah mengalami hal-hal di atas pasti akan tertawa-tawa membaca pengalaman pribadi Ansari. Kemampuan Klinenberg dan Ansari menulis cerita dan alinea-alinea yang membuat pembacanya merasa terkoneksi lah yang membuat Modern Romance sangat baik dinikmati pembaca, dan terpilih oleh Goodreads menjadi buku nonfiksi terbaik 2015.

Walaupun agak mahal (hampir 180ribu di Google Play Book), buku ini tetap layak dikoleksi. Saran saya, belilah versi cetaknya. Walau gambar-gambarnya tidak akan sebagus versi digital, tapi versi cetak Modern Romance yang dijual Periplus lebih ramah di mata. Kita tidak akan kesakitan saat buku cetak jatuh menimpa kaki saat kita tertawa terpingkal-pingkal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

The Last Ship

Sebuah virus yang lebih mematikan dari Ebola dan lebih menular dari SARS menyerang penduduk bumi. Belum ada vaksinnya. Penduduk dunia yang tewas karena virus bertambah dengan cepat dari hari ke hari. Harapan terakhir ada di pundak virolog Dr. Rachel Scott dan awak kapal USS Nathan James. Mereka berjuang mencari vaksin virus tersebut agar dapat segera diberikan kepada orang-orang yang terinfeksi. The Last Ship adalah tontonan yang tepat bagi wanita pencandu ketegangan tapi tidak ingin kehilangan hiburan wajah-wajah tampan. Marinir-marini kapal USS Nathan James adalah gambaran ideal pasukan angkatan laut. Taktis, kuat, gesit, lincah, serba bisa, dan lumayan punya rasa humor. Bagi para wanita, inilah salah satu serial yang memanjakan mata.