Langsung ke konten utama

Kompas Cooking Class

    Selama 2 minggu pada hari Sabtu 28 Mei 2011 dan 4 Juni 2011 saya mengikuti kelas masak yang diadakan Kompas di Hotel Puri Asri Magelang (28 Mei 2011) dan Indoguna MeatShop Yogyakarta (4 Juni 2011). Saya tertarik mengikuti kelas memasak tersebut karena menu-menu yang diajarkan cukup menarik dan peserta diperbolehkan mencicipi menu-menu yang sudah dimasak. Beberapa menu yang membutuhkan waktu karena dipanggang atau didinginkan sudah disediakan dalam bentuk siap santap sehingga peserta tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mencicipi.
    Pada kelas memasak yang diadakan di Hotel Puri Asri pesertanya sangat banyak, lebih dari 100 orang. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Yogya, Cilacap, Semarang, Temanggung, Solo dan Magelang sendiri. Di acara ini disediakan 2 orang koki utama yang bertugas mendemonstrasikan cara memasak di panggung, pembantu koki 6 orang yang membantu demonstrasi koki utama dan membantu peserta memasak, dan 5 meja praktek untuk peserta. Di tiap meja sudah disediakan alat dan bahan untuk memasak.

    Ketika pertama kali masuk ke ruang pertemuan Hotel Puri Asri tempat kelas memasak diadakan peserta diberi goodie bag berisi koran, majalah, notes, bolpen, wadah plastik, dan kupon yang dapat ditukarkan dengan sarapan. Sarapannya khas gaya eropa. Kopi/teh/susu, kroket, roti, kacang goreng, dan puding. Itu belum semua karena stan-stan sponsor juga menawarkan kopi dan puding yang bisa dicicipi setiap saat.
    Acara baru dimulai pada pukul 09.00 AM. Setiap meja praktek diisi oleh 4-5 orang peserta. Koki utama memandu di panggung, peserta langsung praktek bersama-sama koki utama dengan bantuan para asisten koki. Bila ada yang tidak jelas peserta bisa langsung bertanya kepada asisten koki atau koki utama. Setelah praktek satu menu berakhir, peserta bisa langsung mencicipi hasil masakan yang telah dipraktekkan.
    Untuk memberi waktu asisten koki membereskan "kekacauan" di meja praktek, ada jeda waktu antar menu sekita 30 menit. Jeda waktu itu diisi dengan pengenalan produk sponsor seperti salon, sabun cuci, kopi, puding dan wadah plastik. Di akhir waktu pengenalan produk diadakan kuis berhadiah. Setelah menu ke tiga, salah satu sponsor ikut memberikan demo memasak roti (peserta tidak ikut praktek) sementara peserta mencicipi roti yang sedang dimasak koki dari sponsor.
    Di acara Kelas Memasak di Hotel Puri Asri ini, semua menu dipraktekkan terlebih dulu, baru peserta beristirahat menikmati makan siang dan pulang. Berbeda dengan acara kelas memasak di Indoguna dimana setelah praktek 2 menu, peserta bisa menikmati makan siang dulu.
    Secara umum, kelas memasak di Yogyakarta mirip dengan di Puri Asri. Tetapi pesertanya lebih sedikit, tempatnya pun tidak seluas Puri Asri, meja praktek yang disediakan hanya empat, dan tidak ada asisten koki yang membantu setiap peserta. Di sini koki langsung turun tangan membantu peserta praktek. Akibatnya bila di salah satu meja ada kesalahan tidak bisa langsung diperbaiki. Perbedaan lain adalah para SPG yang bertugas di Indoguna tidak seramah di Puri Asri. Mereka tidak aktif menawarkan produknya, tidak menawarkan sampel produk, dan lebih banyak ngobrol sendiri atau duduk-duduk. 
    Saya sendiri lebih menyukai kelas memasak yang diadakan di Puri Asri. Tempatnya lebih nyaman, makanan dan bonus melimpah, asisten koki aktif membantu dan menjawab pertanyaan peserta, pelayan dan staf promosi sponsor aktif dan ramah bila ditanyai, dan biaya partisipasinya lebih rendah. Saran saya untuk Kompas, lain kali kelas memasak diadakan di hotel saja. Paling tidak staf hotel dan koki lebih ramah dan kooperatif sehingga peserta bisa bertanya dengan bebas dan merasa lebih nyaman.

Komentar

Anonim mengatakan…
jadi hasilnya bisa masak apa setelah dari Hotel Puri Asri?
ThinkTrial mengatakan…
bisa masak steak, cordon bleu, waffle,pancake, dan menu2 barat lain yang sederhana...u bisa ikut coba loh

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.