Langsung ke konten utama

Rumah Impian

    Kalau suatu hari teman-teman mempunyai cukup uang (entah dari pemberian orang tua, mencairkan deposito atau dapat lotere) untuk membangun rumah, jenis rumah seperti apa yang kalian inginkan? Apakah jenis rumah tradisional seperti joglo, limas, atau gadang? Rumah biasa seperti di perumahan? Rumah kecil sederhana yang nyaman ditinggali? Rumah tahan gempa penuh teknologi? Rumah besar nan mewah berpagar tinggi? Atau cukup menggunakan uang tersebut untuk membeli apartemen di salah satu superblok ternama?

    Apapun jenis rumah yang kita inginkan, faktor pertama yang harus kita perhatikan adalah lokasi. Seperti kata salah satu pengembang ternama, lokasi,lokasi, dan lokasi adalah pertimbangan utama. Lokasi yang tepat dapat ditentuakan berdasarkan jauh dekatnya dengan tempat kerja dan pusat keramaian, ada tidaknya transportasi massal, jenis tanah (jangan sampai longsor ketika hujan deras mendera), dan nilai jual lokasi tersebut. Nilai jual ini berkaitan dengan kenaikan nilai rumah tersebut bila suatu saat anda ingin menjualnya atau anda ingin menyewakannya. Semakin bagus lokasinya, semakin tinggi nilai jualnya, semakin besar keuntungan yang bisa anda ambil dari rumah tersebut.
    Sesudah menentukan lokasi dimana anda akan membangun atau membeli rumah anda, anda sebaiknya memperhatikan jenis rumah. Seluas atau sebesar apakah rumah yang akan anda beli/bangun, berapa jumlah ruangannya, seperti apa desainnya, dimanakah anda akan meletakkan mobil anda (perlukah membangun garasi?), jenis lantai yang akan digunakan, berapa luas tanah yang akan disisakan untuk taman atau kebun, dan pertimbangan-pertimbangan lain. Kalau memutuskan untuk membeli rumah sebaiknya perhatikan apakah ada kerusakan di dinding dan lantai, kebocoran di langit-langit dan atap. Khusus rumah yang sudah lama tidak berpenghuni dan punya cerita seram, beberapa orang merekomendasikan dukun untuk mengadakan upacara di rumah tersebut. Kebenarannya? Wallahuallam.
    Desain rumah sepenuhnya bergantung pada selera anda dan pasangan. Kalau tidak mau ribet pakai saja desain standar rumah-rumah dari BTN atau PT PP. Tapi kalau anda ingin desain yang lebih cocok dengan diri anda, anda bisa melihat-lihat buku dan majalah dekorasi dan arsitektur di toko buku. Buku-buku ini menyediakan berbagai macam contoh jenis rumah, mulai dari yang paling sederhana sampai rumah gua ala hobbit, yang bisa anda gunakan sebagai masukan. Atau coba saja googling situs arsitektur rumah. Dijamin anda akan menemukan ribuan masukan terkait arsitektur rumah. Beberapa bahkan sudah mencantumkan bahan bangunan yang dibutuhkan dan dimana bisa mendapatkannya. Luar biasa bukan?
    Jikalau anda memutuskan untuk membangun rumah sendiri, pertimbangan tambahan selain hal-hal yang sudah saya sebutkan di atas adalah kontraktor dan perkiraan umur bangunan. Anda bisa bertanya kepada teman, saudara dan tetangga tentang kontraktor terpercaya mereka dan reputasi kontraktor tersebut. Biasanya kontraktor yang berpengalaman dengan berbagai macam proyek memiliki reputasi bagus. Tapi hati-hati jangan sampai terjebak dengan kontraktor nakal yang suka menggelapkan dana. Di era reformasi ini, mereka biasanya bertebaran di segala penjuru siap menghisap mangsanya.
    Sesudah menentukan desain, lokasi dan berbagai hal di atas, hal lain yang tidak kalah penting adalah umur bangunan yang akan anda bangun dan ketahanannya terhadap bencana alam. Indonesia terletak di area rawan gempa, jadi sepatutnya anda membangun rumah yang tahan gempa sehingga keselamatan anda dan keluarga terjamin. Kalau anda ingin membangun rumah yang bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun seperti halnya bangunan warisan Belanda, anda bisa mempertimbangkan untuk menilik konstruksi dan bahan bangunan ala Eropa atau Jepang. Bangunan Eropa terkenal kuat dan bisa bertahan ratusan tahun. Sedangkan konstruksi ala Jepang dibuat tahan gempa hingga 12 SR dan angin kencang. Dan pastikan dana yang anda miliki sanggup mengakomodasi keinginan anda. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.