Langsung ke konten utama

Writing

    Saya senang menulis, walalu tidak terlalu mendarah daging. Saya menyukai sensasi ketika pena menggores kertas buram, ketika pensil menoreh kertas hvs, saat kata-kata seperti berhamburan dari otak meminta dipahat di atas kertas.
    Kebiasaan menulis saya dipicu oleh kebiasaan membaca yang sudah mendarah daging sejak kecil. Rasanya ada dorongan untuk menuliskan komentar atas pengalaman sehari-hari yang saya alami. Saya tidak tahu apakah tulisan saya menarik atau apakah banyak orang yang bersedia membaca coretan-coretan saya. Tetapi saya merasa lega bila sudah berhasil menulis satu artikel saja.

    Ketika menulis terkadang saya melakukan riset sebelumnya. Terutama bila ada suatu persoalan yang tidak saya pahami. Tetapi lebih sering saya menulis saja menuruti kata hati tanpa memedulikan apa kata orang atau riset. Hasilnya tentu saja tulisan saya tidak valid karena tidak dilengkapi data statistik dan referensi yang memadai. Saya senang bisa menulis, tetapi saya tidak menganjurkan teman-teman mengutip tulisan saya yang tidak dilengkapi data riset, statistik, dan pustaka yang lengkap.
    Motivasi utama untuk menulis adalah berbagi informasi. Saya suka menceritakan pengalaman pribadi saya dan menerima komentar dari pembaca. Saya ingin orang-orang mengetahui pendapat saya mengenai suatu produk atau peristiwa agar saya bisa mennginformasikan kelebihan dan kekurangan suatu produk atau hikmah suatu peristiwa.
   Kekurangan yang paling saya rasakan saat menulis yaitu kurangnya teknik menulis saya. Saya masih kesulitan menentukan kalimat pembuka dan penutup suatu artikel, menjelaskan dengan terperinci suatu peristiwa dengan bahasa yang mudah dipahami dan kurangnya kesinambungan antar paragraf.
    Sampai saat ini saya terus menulis dan berusaha meningkatkan kemampuan dan wawasan saya. Semoga saya bisa terus maju dan berkembang agar bisa memberikan informasi yang lebih berguna kepada teman-teman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.