Langsung ke konten utama

Menabung di Reksadana Pasar Uang

    Dalam artikel sebelumnya saya sebutkan bahwa imbal hasil reksa dana pasar uang maksimal 6.25% karena berisi deposito dan sertifikat keuangan negara. Kalau demikian, kenapa tidak menaruh separuh tabungan di reksadana pasar uang saja? Mari kita bandingkan.
   Deposito adalah suatu bentuk tabungan dimana kita harus menyetorkan uang dalam jumlah tertentu dan ditahan(tidak boleh diambil) dalam jangka waktu tertentu. Dari hasil survei ke beberapa bank, diperoleh informasi bahwa setoran minimal awal deposito berkisar 2.5 - 10 juta. Bunga yang ditawarkan 5.5%-7%. Pajak atas bunga 20%. Jadi imbal hasil bersih yang diperoleh adalah 4.4%-5.6%. Belum dipotong biaya administrasi dari bank.
    Bandingkan dengan reksadana pasar uang. Hanya dibutuhkan dana 500 ribu sampai 1 juta untuk membelinya. Imbal hasil 5.5%-6.25% yang ditawarkan tidak terkena pajak. Biaya yang perlu dikeluarkan hanya biaya pembelian (0.5%-1% dari nilai pembelian) atau biaya penjualan (bila ingin menjual reksadana kurang dari 3 bulan, lebih dari 3 bulan tidak terkena biaya penjualan).
    Untuk mencairkan deposito kita harus menunggu hingga tanggal jatuh tempo. Kalau tidak ada biaya penalti yang harus dibayar. Kalau ingin mencairkan reksadana cukup menandatangani formulir penjualan dan menunggu 2 hari hingga dana masuk ke tabungan.
    Tapi bukan berarti kita harus meninggalkan tabungan konvensional dan menaruh semua uang kita di reksadana. Sebaiknya kita tetap memiliki tabungan sebagai dana cadangan darurat. Kalau ada kebutuhan yang mendadak kita bisa segera pergi ke ATM terdekat dan menarik dana dari tabungan kita. Mencairkan reksadana pasar uang butuh waktu 2 hari. 
   Baik tabungan konvensional dan reksadana adalah dua produk keuangan yang saling melengkapi. Kita membutuhkan keduanya untuk menjaga kehidupan tetap lancar dan keuangan seimbang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.