Sesudah trading saham selama beberapa bulan, saya amati bahwa sector pertambangan adalah salah satu penggerak industri di Indonesia. Batubara atau coal umumnya dipakai di Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Coal adalah sumber energy yang sangat murah bila dibandingkan air atau matahari. Indonesia berhasil masuk ke kelompok G20 karena "jasa" perusahaan-perusahaan tambang batubara yang mengekspor coal ke China. Produsen batubara terkemuka di Indonesia antara lain PTBA (PT.Batubara Bukit Asam,perseroan milik pemerintah), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Adaro (ADRO), dan Bumi Resources (BUMI).
Selain batubara, ada pula aluminium, timah, emas, dan tembaga yang dibutuhkan sebagian besar perusahaan manufaktur untuk memproduksi mesin dan computer. Perusahaan timah yang menonjol di Indonesia adalah PT Timah (TINS) dan Latinusa (NIKL). Aneka Tambang,BUMN milik pemerintah, meupakan produsen emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia. Ada pula Vale Indonesia, podusen kobalt dan aluminium.
Sebelum trading atau investasi saham pertambangan, sebaiknya kita lihat dulu Laporan Keuangannya. Bisa dilihat di situs perusahaan atau koran nasional (kalau berlangganan). Kalau sudah punya software online trading, cukup lihat saja di menu financial statement. Atau menggunakan menu Market screener di www.ft.com. Cari perusahaan yang nilai DER nya kurang dari 1 (kalau tidak ada antara 0-4),pertumbuhan penjualan lebih dari 10%, PER antara 11x sampai 18x (kecuali PTBA dan ITMG, PER sampai 22x untuk kedua perusahaan ini masih wajar), Market Cap (penguasaan pasar) lebih dari 20%, dan sudah masuk atau pernah masuk LQ45.
Cermati juga apakah pemerintah atau DPR akan mengeluarkan peraturan-peraturan baru di industry ini. Pajak atas 25 bahan tambang di Mei-Juni 2012 memukul harga saham-saham pertambangan.
Dari Chartnya, cermati apakah Stochastic 5 3 3 di bawah, MA 2 di atas MA 10,kalau berniat trading. Dari MA2 atau MA5 dan MA10, cermati kapan MA5 memotong MA10 ke arah atas. Jadikan titik itu sebagai titik masuk beli saham. Kalau bisa baca candlestick lihat kapan saja harga mulai naik dan turun. Titik ketika harga mulai naik setelah sekian lama turun disebut titik Support. Titik ketika harga mulai turun setelah naik berhari-hari disebut titik Resistance. Paling enak beli di support dan jual di resist, kalau sahamnya sedang bergerak menyamping.
Sedangkan kalau mau investasi, lihat apakah garis MACD di atas 1, garis MA5,MA10,dan MA20 di atas MA 50 dan MA100. Kalau pakai indicator Parabolic SAR, cermati apakah sudah muncul titik hijau di bawah candle. Pastikan PERnya antara 12x -16x dan konsisten membagikan dividen. Salah satu pertimbangan berinvestasi adalah dividen. Sebaiknya cari saham yang konsisten membagi dividen agar investor tetap memperoleh pendapatan.
Untuk data transaksi asing, cermati apakah Foreign net buy lebih besar dari Foreign net sell selama minimal 2 minggu. Data ini bisa dilihat di software online trading atau di www.duniainvestasi.com.
Saham-saham seperti TINS atau ADRO cenderung dimainkan investor local, jadi lihat saja volume atau value transaksi. Kalau di atas 500juta boleh saja masuk tapi kalau naik 2 poin segera jual. Kalau di atas 10 Milyar silakan simpan sampai harganya turun 6 poin dalam satu hari alias sudah mentok. Beberapa broker lebih memilih beli saham tambang saat IHSG naik alias hijau. Alasannya mereka cenderung mulai naik saat harganya sudah di bawah dan mengikuti IHSG yang digerakkan PTBA dan UNTR.
Demikian saran-saran transaksi saham pertambangan dari saya. Disclaimer on :D . Saham-saham pertambangan yang masuk ke LQ45 antara lain AKRA, ADRO, ANTM, HRUM, INDY, ITMG, PTBA, TINS, UNTR.
Komentar