ASEAN
Blogger Festival Indonesia 2013 (ABFI2013) adalah pertemuan blogger dan netizen
se-ASEAN untuk membangun komunitas blogger ASEAN. Menurut saya, komunitas ini
menarik karena dengan bergabung disini saya bisa bertemu dengan sesama blogger ASEAN,
bisa berbagi ilmu dan berdiskusi sehingga kami bisa memecahkan masalah di
sekitar kita, dan bisa menambah ilmu dan wawasan dari Keynote Speaker.
Besok
2015, kita akan menyambut berlakunya Komunitas ASEAN , yaitu menyatunya
kesepuluh negara anggota ASEAN dalam alur perdagangan bebas dan menyatu. Kesepuluh
negara ini akan punya sistem transaksi elektronik bersama (e-ASEAN), bebas
mengimpor/mengekspor produk dan komoditas sesama negara ASEAN, dan aliran uang
dan investasi yang lebih bebas.
Dilihat
sepintas, sepertinya Komunitas ASEAN 2015 adalah ancaman bagi swasembada produk
lokal. Tapi keuntungan yang kita dapat jauh lebih besar. Kita bisa memasarkan
produk kesenian dan fashion kita ke
Filipina dan Vietnam tanpa pengurusan dokumen yang berbelit-belit, status
diplomasi kita juga bisa naik dengan adanya bantuan sesama negara ASEAN dan
kita bisa mendapatkan berbagai macam produk konsumsi dan komoditas yang sulit
kita produksi dengan harga lebih murah dan kualitas lebih baik melalui
mekanisme perdagangan antar negara.
Sisi
positif lainnya adalah warga Indonesia dan netizen pada khususnya dapat
meningkatkan komunikasi dan daya saing antar bangsa. Akui saja, daya saing
warga negara Indonesia masih rendah. Hanya beberapa saja yang punya etos kerja
dan semangat kompetisi tinggi yang mampu tampil stand-out dan berkarya maksimal. Sebagian besar masyarakat
Indonesia lebih suka duduk santai tidak mengerjakan apapun dan uang datang
sendiri.
Dengan adanya ASEAN Community 2015, kita semua akan dipaksa
meningkatkan daya saing dan kompetensi agar tidak tergilas kecerdasan dan etos
kerja bangsa lain. Adanya pesaing justru bisa meningkatkan kreativitas dalam
berinovasi. Kita jadi tergerak untuk menghasilkan karya yang unik dan bernilai
tinggi karena memiliki pesaing. Caranya menghasilkan karya yang lebih baik? Salah
satunya dengan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sesama warga dan netizen ASEAN.
ASEAN
Community 2015 memaksa kita untuk mempelajari kekuatan dan mengakui kelemahan
diri kita, memperbaiki kelemahan dan berinovasi agar bisa bersaing dengan sesama
negara-negara ASEAN. Kita punya jumlah penduduk besar, ±240 juta jiwa,
pertumbuhan ekonomi Indonesia per 2012 mencapai 6.23% dengan inflasi yang hanya
4.3% (data: BPS), jumlah kalangan menengah mencapai 45 juta jiwa (menurut
survei McKinsey). Kombinasi ketiga faktor tersebut adalah keuntungan demografis
berupa angkatan kerja dengan keahlian yang terus meningkat dan bisa terus
berkarya hingga 2040, serta pertumbuhan jumlah konsumsi dan investasi. Jangan lupa,
industri kreatif dan seni kita juga berkualitas tinggi. Keragaman budaya
Indonesia memiliki sumbangsih besar terhadap kreativitas di bidang fashion, desain dan musik.
Sayangnya,
pemerintah Indonesia entah bingung entah tidak tahu atau tidak mau menentukan
prioritas industri dan sektor kerja yang mau digarap. Pemerintah tidak fokus
menentukan apakah kita akan menitik beratkan industri padat karya seperti
sepatu dan tekstil atau industri padat modal seperti ponsel dan makanan olahan.
Semuanya ingin dikerjakan, malah jadinya tidak ada satupun yang tergarap
maksimal.
Infrastruktur di Indonesia pun tidak dibangun merata. Jalan raya,
jalan tol, rel kereta api, dan jembatan penyeberangan semua terpusat di
Jakarta, Jawa dan Bali. Sistem perundang-undangan kita tidak jelas mengatur hal
apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang. Kalaupun jelas ada undang-undangnya,
penerapannya tidak jelas (misal: terdakwa divonis bersalah masih bisa jalan-jalan
keliling Indonesia).
Ada lagi kebiasaan korupsi yang mendarah daging dalam
bentuk uang sogokan, palak, dana amal, mel jalan, uang kemaslahatan, dan
sebagainya. Izin membangun pabrik dan industri yang berbelit-belit dan mahal
membuat investor berpikir 2-5kali untuk
membangun pabrik di Indonesia.
Banyak
lahan dan kesempatan yang bisa kita garap asal kita bisa mengemasnya dengan baik
dan mempromosikannya ke kalangan industri dan investor. Kita juga bisa memasarkan
produk made in Indonesia dengan cepat
ke negara-negara ASEAN berkat ASEAN Community 2015. Malaysia dan Singapura merupakan
pasar yang menggiurkan untuk musik dan fashion
muslim Indonesia. Musisi-musisi kita bisa konser dalam waktu singkat di 10
negara ASEAN sekaligus dalam satu hari saat berlakunya ASEAN Community 2015. Berkat
ASEAN Community 2015 pula kita bisa mengenalkan destinasi wisata selain
Jogja,Lombok, Bali kepada sesama warga ASEAN yang mencari situs wisata baru.
Dengan
berlakunya ASEAN Community 2015, bisa dilihat ASEAN sebagai satu kesatuan
ekonomi yang masing-masing negara punya kedaulatan sendiri. Kemudahan-kemudahan
yang ditawarkan seperti bisa wisata ke sesama negara ASEAN tanpa visa, bisa
mengenal budaya negari jiran dan pola pikir mereka dan lain-lain dapat memacu
blogger ASEAN untuk berkarya di level yang lebih tinggi. Kalau tadinya blogger cuma
berprofesi sebagai wartawan atau kontributor, bisa saja 2015 nanti terbuka
peluang menjadi pemandu wisata khusus daerah terpencil, travel planner, atau Konsultan Bank Dunia untuk pengembangan
pulau-pulau terluar berkat kemudahan bergerak dan bertransaksi. Semua peluang
terbuka saat kita bisa berkolaborasi dan berkarya bersama blogger-blogger lain untuk
mengembangkan keahlian dan meningkatkan kualifikasi kita.
Komentar