Pasca berakhirnya serial Heroes of Olympus, saya rasa Riordan belum menemukan ramuan cerita terbaiknya lagi. Serial Percy Jackson masih menjadi favorit pembaca. Serial Kane (mitologi Mesir) dan Magnus Chase (mitologi Nordik) kurang menjual. Kali ini ia memilih untuk melanjutkan cerita Heroes of Olympus dengan seri Trials of Apollo.
Setelah terungkap sebagai biang kerok bencana dalam Heroes of Olympus, Apollo dihukum menjadi manusia bernama Lester Papadopoulos dan harus menjalani misi yang ditetapkan Zeus, yaitu membebaskan kelima Oracle (peramal) kuno dari Triumvirate (tiga kaisar Romawi kuno) dan ular raksasa Delphi. Buku dari seri pertama, The Hidden Oracle, terasa datar dan terlalu bergantung pada karakter Percy Jackson. Pada buku pertama tersebut Riordan mencoba mengenalkan pembaca barunya akan karakter-karakter lama. Hidden Oracle bertumpu pada kenangan pembaca akan tokoh Percy, sama seperti seri ketiga Magnus Chase: Ship of The Dead, yang dibuka dengan adegan Percy mengajari Magnus berenang vertikal.
Di Dark Prophecy, Leo Valdez dan Calypso lah yang berperan sebagai penghubung cerita lama dengan cerita baru. Setelah berhasil membebaskan Grove of Dodona dari cengkeraman Nero, Apollo kali ini harus mendapatkan ramalan dari Gua Trophonius sambil menghadapi Commodus.
berbeda dengan seri Heroes of Olympus dimana Leo kerap melawak dan bertingkah konyol, pada Dark Prophecy ia lebih banyak bertindak sebagai pemeran pembantu pada tokoh Apollo dan Meg McCaffrey (Tuan dari Apollo). Calypso masih anggun dan kerap menyanyi. Festus masih sering menyemburkan api. Tokoh Thalia Grace pun muncul kembali.
Tokoh Apollo/Lester masih tetap narsis dan besar kepala, tapi ia mulai paham artinya menjadi manusia dan pentingnya menghargai waktu. Karakter Meg McCaffrey yang paling mengingatkan pembaca terhadap Percy. Lihai adu pedang dan piawai memanfaatkan segala jenis tumbuhan sesuai kemauannya, serupa dengan keahlian Percy memanipulasi segala macam benda cair. Bedanya, Meg tidak punya selera humor. Riordan sepertinya ingin memberikan tokoh alternatif Percy kepada pembaca. Jason Grace walaupun sama-sama powerful dan merupakan putra Zeus, tapi ia terlalu sedikit terlibat dalam aksi dan tidak pandai merebut kepercayaan orang.
Musuh utama dalam Dark Prophecy kali ini adalah Commodus, Kaisar Roma sesudah Marcus Aurelius. Commodus yang menasbihkan diri sebagai Hercules Baru itu memiliki sifat yang serupa dengan Apollo: bangga berlebih terhadap diri sendiri. Dibandingkan Nero pada Hidden Oracle, Commodus terlihat tidak punya rencana yang matang dalam menyerang musuhnya.
Seperti halnya buku-buku Riordan lain, Dark Prophecy ini cukup nagih dan membuat pembaca penasaran. Saya dapat menyelesaikan versi Inggris dari buku ini dalam satu minggu saja. Alurnya membuat pembaca tertarik dan tidak bisa lepas. Walaupun tidak sebagus serial pendahulunya, paling tidak buku ini masih lebih bagus dibandingkan serial Magnus Chase. 3 dari 5 bintang.
Komentar