Langsung ke konten utama

MENGUNDUH (alias downloading) di Masa Kecil

    Tidak puas-puasnya saya membahas kelakuan buruk saya yang satu ini. Mengunduh berbagai file memang salah satu bentuk pembajakan, tetapi sejauh tidak diperdagangkan dan dibagikan dengan orang lain saya rasa boleh-boleh saja saya mengunduh file. Apa boleh buat, kadang musik/majalah/software yang saya inginkan tidak tersedia di Indonesia. Kalaupun saya menyewa dari rental VCD, mereka juga mendapatkannya dengan cara mengunduh di internet. Well, apa bedanya dengan saya?

    Dulu waktu saya masih duduk di bangku junior high school, data yang paling sering saya unduh adalah lagu anime dan wallpaper anime. Saat itu sangat tidak mungkin mendapatkan berbagai lagu anime di toko kaset. Perdagangan online belum ada, jadi saya juga tidak bisa membeli CD-original. Cara lain untuk mendapatkan lagu anime adalah dengan merekam lagu anime saat diputar di radio. Karena kualitas rekaman sangat bergantung pada cuaca kualitas sinyal radio, sangat jarang sekali bisa mendapatkan lagu yang utuh dan bersih. Sehingga saya memutuskan untuk mendownload dari internet saja.
    Saat itu belum ada flashdisk atau harddisk eksternal, padahal 1 file lagu berukuran minimal 3MB. Jadilah saya harus memecah file lagu-lagu tersebut menjadi 3 bagian yang dimasukkan ke (minimal) 3 buah disket 1.44" yang masing-masing kapasitasnya 1.23MB. Waktu itu koneksi internet amat sangat lambat. Untuk mendownload satu buah lagu saja dibutuhkan waktu hampir 30 menit. Tapi karena sudah terlanjur kepingin ya disabar-sabarkan menunggu.
    File lain yang sangat saya suka untuk diunduh (dulu) adalah gambar alias wallpaper apa saja, mulai dari anime sampai motif abstrak. Yang penting ada unsur seni gambar. Saya merasa sangat senang dan tenteram kalau melihat-lihat gambar seni. Seolah beban hidup terangkat dan kepala terasa kosong. Ukuran file gambar bervariasi. Kalau dimensi hanya 480 pixel x 640 pixel ukuran gambar berkisar antara 60-500 kb. Semakin besar dimensi dan variasi warna, semakin besar ukuran file gambar.

Komentar

Anonim mengatakan…
dan aku suka sekali download-an mu :). Terimakasih yha?

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.