Bagi pekerja kantoran, makan siang merupakan salah satu kegiatan bersosialisasi. Saat makan siang, kita bisa bergosip dengan teman-teman kantor, memprospek (calon) klien, menjamu mitra kerja,dan kegiatan lainnya. Itu dari segi positifnya.
Segi negatifnya, makan siang menguras dompet dan anggaran. Kalau sekali makan siang menghabiskan 8ribu rupiah, berapa dana yang habis untuk 20 hari kerja? Belum kalau kita berstatus anak kos, masih ada sarapan dan makan malam.
Yang paling parah kalau kita berstatus anak kos, bekerja di bagian sales/marketing, dan menjamu klien atau calon klien merupakan rutinitas. Tidak mungkin kita menjamu calon klien di warung tegal biasa. Minimal restoran yang harga satu porsinya setara dengan jatah makan satu minggu jaman kuliah. Belum tentu gaji bulanan cukup membiayai jamuan makan.
Untuk menghemat, saya sarankan untuk membawa makanan sendiri dari rumah atau kos. Bisa dengan membawa nasi atau lauk sendiri. Kalau kos-kosan tidak menyediakan kompor, kita bisa mulai membawa nasi putih atau minuman. Penghematan paling minimal adalah membawa minuman sendiri. Tidak usah tergoda memesan float atau jus ketika makan siang.
Coba saja lakukan penghematan makan siang ini dua minggu saja. Kita akan terkejut mendapati jumlah uang yang bisa dihemat. Bisa setara dengan 10% gaji bulanan.
Saat pertama kali saya membawa lauk dan minum sendiri, saya tidak merasa rikuh atau malu. Dan penghematan saat makan siang bisa mencapai 50ribu per minggu. Sayang hal itu tidak bisa saya lakukan sejak bulan puasa menyusutkan berat badan saya hingga 10 kilogram.
Saya tetap makan siang di luar, tapi lebih memilih warung pecel atau warteg dan membawa minuman sendiri. Penghematannya memang Cuma 10ribu per minggu. Lumayan but beli jus atau buah segar J
Komentar