Langsung ke konten utama

Memulai Investasi Saham

Melanjutkan tulisan selanjutnya, di tulisan ini saya bercerita tentang Investasi. Investasi sedikit lain. Pertama tentukan jangka waktu investasi. 1,2,5,10, atau 20 tahun. Kedua, pilihlah saham-saham yang kinerjanya stabil, kuat, industrinya masih maju, perusahaan pemimpin pasar, rajin bagi-bagi dividen, hutangnya kecil dan manajemen (dan direksinya) terpercaya. 
Pilihan pertama antara lain saham-saham BUMN (atau mantan BUMN yang dijual ke swasta jaman Mega)dan Grup Astra. Pilihan kedua Grup Salim (Indofood Grup) atau Sinarmas Grup. Yang HARUS dihindari tentu saja Grup Bakrie. Hutangnya belasan kali lipat modalnya, tidak pernah mau melunasi hutang,manajemennya busuk, rajin merusak lingkungan (ingat Lumpur Lapindo),rajin menipu konsumennya sendiri (Esia dan Bakrie Life) dan terus menimbun hutang baru.

Kalau kebetulan bisa membaca laporan keuangan dan ingin berinvestasi dalam waktu kurang dari 5 tahun, bisa mencoba saham-saham second liner (bukan LQ 45 tapi kinerjanya bagus) yang berprospek cerah. Contohnya TBIG,TOWR,SMCB,SSIA, ABMM,JPFA,ISAT.
Jika timeframe investasi lebih dari 5 tahun dan menginginkan dividen (bagi hasil usaha) tiap tahun maka pilihannya Cuma 2, SMGR (Semen Gresik) atau UNVR (Unilever). Dua perusahaan ini adalah pemimpin pasar konsumsi yang rajin bagi-bagi dividen berjumlah besar (tahun 2012 ini IDR 300).
Ingin kenaikan nilai investasi tanpa mengejar dividen besar? Saham BUMN dan AstraGrup pilihannya. Sektor perbankan (BBRI,BMRI),transportasi (JSMR),dan konsumsi (PGAS, ASII) bisa dikoleksi. Kalau dana sangat terbatas tapi tetap ingin investasi, pilih saja PGAS atau JSMR dan satu saham BUMN perbankan. Disimpan bertahun-tahun pun aman.
Saat membeli saham untuk investasi dibutuhkan kesabaran. Belilah saat IHSG jatuh. Dalam 2 tahun terakhir ada saat-saat tertentu dalam satu bulan dimana IHSG merosost hampir 2% dalam satu hari. Bulan Oktober 2011 dan Mei 2012 IHSG sempat turun drastis hampir 5% dalam 1 minggu. Di saat itulah anda beli.
Disclaimer:tulisan ini cuma pengalaman pribadi penulis. Saya bukan dukun apalagi paranormal,jadi tidak tahu kinerja perusahaan di masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.