WELCOME 2014. At February,
we can expect to see a new release of government sharia bonds, called SUKRI.
So, what’s the difference between ORI and SUKRI?
ORI, akronim dari obligasi
ritel Indonesia, biasanya diterbitkan di semester kedua, antara bulan
Oktober-November. Aset-aset yang dijaminkan untuk ORI adalah aset negara yang
sudah jadi, seperti gedung-gedung pemerintahan atau stadion Gelora Bung Karno.
Surat dan dokumen pemesanan dan perjanjiannya memakai bahasa Indonesia dan
Inggris.
SUKRI akronim dari sukuk
ritel Indonesia. Biasanya diterbitkan di semester kedua, alias awal tahun
antara bula Februari-Maret. Aset-aset yang dijaminkan adalah aset negara yang
sedang dalam proses pembangunan, seperti jalan, jalan tol, jembatan dan
lain-lain. Surat pemesanan dan perjanjiannya memakai bahasa Indonesia dan Arab.
Di luar bahasa dan aset
penjaminan, ORI dan SUKRI sebetulnya sama saja. Imbal hasil sebelum pajaknya
cuma beda 0.25%. karena saat ini BI rate masih
di angka 7.5%, imbal hasil keduanya antara 8.5-9% (gross, belum dipotong pajak). Kelak jika neraca perdagangan
Indonesia sudah membaik dan BI rate diturunkan,
imbal hasil ORI dan SUKRI ikut turun juga.
Return
ORI
dan SUKRI biasanya dipatok selisih 1% lebih tinggi dari BI rate. Kalau BI rate 7.5%,
return ORI dan SUKRI 8.5%. Waktu BI rate 6.5%, return ORI dan SUKRI cuma 7.5% (belum dipotong pajak).
Apakah obligasi ritel macam
ORI dan SUKRI menguntungkan? Dibandingkan deposito, MTN atau SBI, mereka jelas
lebih menguntungkan. Padahal tingkat keamanannya sama. Deposito cuma 7%
setahun, MTN ±8% setahun, SBI/FR/SUN cuma ±3%. Dengan tingkat inflasi 8.3%
setahun, ORI/SUKRI sesuai bagi investor yang ingin mempertahankan nilai mata
uangnya.
Dibanding reksadana saham,
reksadana campuran atau saham LQ45, ORI/SUKRI jelas kalah. Return ketiganya
kalau bursa sedang bagus (antara Desember-Mei) bisa lebih dari 15%. Tapi ketiga
instrumen investasi tersebut sangat fluktuatif. Hari ini potensial untung bisa
saja besok potensial rugi.
ORI/SUKRI menjanjikan
kestabilan. Kita tetap mendapat kupon yang dijanjikan tiap 3 bulan. Pokok
investasi juga dikembalikan setelah 3 tahun.
ORI/SUKRI sesuai bagi
investor konservatif yang menginginkan kestabilan dan perlindungan terhadap
inflasi. Kalau dihitung-hitung, mereka jelas lebih menguntungkan dibanding
tabungan dan deposito. Cuma memang tidak bisa diambil sewaktu-waktu (kurang
likuid). Cocok buat investasi, tapi tidak sesuai buat dana darurat.
Kedua obligasi ritel
tersebut bisa dibeli di bank dan sekuritas yang ditunjuk. Kalau beli di bank,
seseorang minimal harus jadi nasabah prioritas dengan jumlah tabungan di atas
IDR 500juta. Itupun belum tentu dapat semua ORI/SUKRI yang dipesan. Kalau beli
di sekuritas, anda bisa beli minimal 5 juta (dan maksimal 3 milyar), hampir
pasti dapat semua nilai pemesanan, dengan biaya 0.35% dari nilai pembelian.
Carilah sekuritas yang tidak menarik biaya bulana biar tidak rugi.
Kedua obligasi ritel ini
hanya bisa dibeli oleh investor perorangan, buka investor badan hukum. Walau
ada beberapa asuransi yang bisa mengakali peraturan ini. Happy investing
Komentar