Langsung ke konten utama

Toserba vs Toko Kelontong dan Biasa

    Sejak kemunculan berbagai minimarket dan hypermarket, peran toko kelontong dan biasa semakin terpinggirkan. Toko kelontong dan toko khusus menyediakan variasi barang yang lebih sedikit dan harga yang nyaris sama dengan pasar modern. Luasnya tidak sebesar minimarket dan penataan barangnya tidak sebagus toserba. Pasar modern seperti minimarket, hypermarket, dan swalayan umumnya bersih, barang-barangnya tertata rapi, dan pramuniaganya siap membantu. Apakah keberadaan pasar modern menggerus pangsa pasar toko kelontong dan toko khusus
    Toko serba ada (minimarket, swalayan, hypermarket) menyediakan nyaris semua kebutuhan pokok mulai dari sembilan bahan kebutuhan pokok sampai peralatan rumah tangga. Toserba yang luasnya lebih dari 2000 meter persegi juga menyediakan camilan dan kosmetik. Contoh minimarket : Alfamart dan Indomaret. Toserba kelas menengah mencakup Mirota, Luwes, Hari-Hari, Giant dll. Toserba kelas besar biasanya didominasi peritel raksasa seperti Carrefour, LotteMart, Hypermart.
    Toko kelontong biasanya menjual sembako dalam jumlah kecil. Toko-toko khusus mencakup toko khusus makanan dan oleh-oleh, buah-buahan, perkakas bengkel, peralatan listrik, bahan bangunan, kerajinan tangan, helm, otomotif, dan lain-lain. Kelebihan toko khusus dibanding toko kelontong atau toserba adalah mereka menyediakan variasi barang lebih banyak dengan jumlah yang jauh lebih besar.
    Konsumen cenderung mendatangi toko serba ada ketika berbelanja. Hanya dengan mendatangi satu tempat mereka bisa mendapatkan banyak barang sekaligus. Keuntungannya: tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit, tidak perlu survei harga, dan waktu yang dipakai untuk berbelanja lebih pendek. Untuk toserba besar yang menerapkan sistem subsidi silang, harga beberapa produk lebih murah dibanding pasar tradisional dan toko kelontong.
    Kelemahan toko serba ada adalah sedikitnya varian produk yang dijual karena kebanyakan merupakan produk massal dengan tingkat penjualan tertinggi. Produk pembanding untuk tiap jenis hanya sedikit. Misalnya mi goreng instan hanya tersedia Indomie,Sarimi, dan Mie Sedap. Pembeli tidak bisa mendapatkan produk dengan spesifikasi yang agak berbeda dengan selera pasar, misalnya bihun goreng instan. Begitu pula bila konsumen ingin mendapatkan satu jenis produk dengan jumlah besar, misal mie sedap 5 kardus, tidak bisa dipenuhi karena jumlah persediaan mereka sedikit.
    Toko yang khusus menjual produk tertentu punya kelebihan jumlah variasi dan persediaan yang besar. Konsumen bisa membandingkan kelebihan dan kekurangan tiap produk, mana yang sesuai dengan seleranya.
    Kekurangannya toko tersebut hanya menjual satu macam produk, misalnya hanya buah-buahan atau hanya makanan kering, yang dapat dibeli dimana saja jika dibutuhkan dalam volume dan variasi kecil. Justru kalau kita membutuhkan satu jenis barang dengan kuantitas besar dapat didapatkan dengan mudah di toko khusus ini. 
    Beberapa jenis toko khusus seperti toko komputer, toko meubel atau toko cat menjual produk-produk yang memang tidak disediakan oleh minimarket atau swalayan sehingga tidak ada perbedaan apakah konsumen ingin membeli satu set kursi atau seratus set kursi.
    Menurut saya keberadaan toko serba ada bisa berpengaruh baik ataupun buruk terhadap terhadap toko-toko lain bila berada di lokasi yang sama. Pembeli yang menginginkan kepraktisan cenderung berbelanja di toserba guna menghemat energi. Sementara pembeli yang membutuhkan produk khusus bisa langsung menuju toko khusus.
    Bila pengunjung yang datang adalah keluarga maka toko serba ada dan toko khusus sama-sama mendapat keuntungan. Ibu bisa berbelanja kebutuhan sehari-hari di toserba, ayah bisa belanja perkakas rumah tangga di toko hardware. Anak-anak bisa membaca di toko buku atau bermain-main di toko komputer.
    Bila toserba yang sangat besar seperti Carrefour dan Hypermart terletak berdekatan dengan toko khusus maka toserba tersebut menyebabkan beralihnya pelanggan toko khusus ke toserba. Mereka biasanya menginginkan one stop service dimana mereka bisa mendapatkan hampir semua barang yang mereka inginkan dalam satu tempat. Dalam kasus ini toko khusus dirugikan dengan keberadaan toserba raksasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.