Langsung ke konten utama

Happy Investing

    Bagaimana membuat kegiatan berinvestasi menyenangkan? Bagi wanita dan sebagian besar orang,investasi adalah kegiatan asing, hasilnya tidak dapat langsung dinikmati. Kalau pasar saham turun hasil investasi bisa turun. Saat mencairkan investasi harus diperhitungkan. Singkat kata, kegiatan yang asing dan sulit. Sebenarnya investasi tidak sesulit itu. Yang perlu ditentukan sejak awal adalah tujuan berinvestasi dan jangka waktu investasi.
     Yang pertama tujuan. Sebenarnya kenapa kita ingin berinvestasi. Apakah untuk membeli rumah baru, menyekolahkan anak, atau pensiun di hari tua, atau tujuan-tujuan lain.
      Kedua,jangka waktu investasi. Kapan tujuan akan terealisasi/terwujud? Kira-kira kapan kita akan pensiun, kapan membutuhkan rumah baru? Kapan anak akan masuk sekolah?
     Ketiga, perkirakan dana yang dibuthkan di akhir waktu investasi. Berapa dana yg dibutuhkan ketika anak masuk sekolah? Berapa dana yang kita perlukan ketika pensiun? Sebaiknya kita lakukan survey untuk mangetahui dana yang dibutuhkan di masa depan.
     Misalnya kita ingin berinvestasi untuk membeli tanah 4 tahun lagi. Lihat dulu saldo tabungan dan nominal gaji. Perkirakan berapa dana yang harus disisihkan untuk membeli tanah senilai x juta di masa depan. Lalu perkirakan berapa uang yang harus disisihkan tiap bulan. Perkirakan ke instrumen investasi apa dana tersebut akan diinvestasikan. Misalnya separuh saldo tabungan dimasukkan deposito 1 bulanan dengan asumsi tidak akan diutak-atik selama 4 tahun. Dana yang disisihkan tiap bulan dimasukkan ke reksadana dengan imbal hasil 15% setahun. Diharapkan sesudah 4 tahun hasil investasi dan tabungan bisa dipakai untuk membeli tanah.
     Perlu diingat bahwa dana untuk investasi jangan sampai mengganggu alokasi dana kebutuhan harian. Jangan sampai dana investasi menguras isi tabungan untuk kegiatan harian. Disiplin dalam menyisihkan dana untuk berinvestasi juga diperlukan. Tunda dulu keinginan untuk membeli baju baru atau aksesoris yang lucu bila setoran investasi bulanan belum terpenuhi. Ingatlah tujuan awal investasi. Barang konsumsi cepat habis, tapi investasi membuat masa depan hidup kita terjamin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.