Langsung ke konten utama

Memilih Reksadana

    Bagi yang baru mulai berinvestasi, reksadana merupakan pilihan termurah. Dengan setoran awal hanya seratus ribuan, kita bisa memilih puluhan reksadana yang tersedia di pasar. Reksadana online dan CommonwealthBank bahkan menyediakan fasilitas reksadana online yang memudahkan kita memantau portofolio setiap saat. Kita juga bisa membeli, menjual dan mengganti reksadana (swap) dengan fasilitas ini.

    Tapi mungkin kita bingung reksadana apa yang akan dibeli dari sekian banyak pilihan. Kalau metode yang biasa saya gunakan adalah membandingkan kinerja 4 reksadana pilihan di Bloomberg. Buka saja www.bloomberg.com/markets/funds/country/indonesia. Pilih salah satu reksadana, misal Danareksa Mawar Konsumer 10, dan klik mutual Fund Chart for DANMKNS. Maka akan keluar grafik pergerakan reksadana tersebut. Klik 5Y, yang berarti grafik pergerakan reksadana selama 5 tahun. Di kolom "add a comparison" masukkan simbol RD yang akan dibandingkan, misal PANDGUL:IJ (Panin Dana Unggulan). Sebaiknya pilih reksadana yang sejenis, misal pilih semua reksadana campuran atau pendapatan tetap. Semakin bagus kinerja reksadana semakin stabil tingkat kenaikan reksadana.
    Pertimbangan kedua ialah isi reksadana itu sendiri. Sebaiknya hindari reksadana yang memuat efek dari Bakrie Group. Saham mereka cenderung turun terus dan obligasi yang mereka terbitkan berisiko gagal bayar. Walau mungkin reksadana yang berisi efek Bakrie Group memiliki kenaikan harga unit di atas 20% dan cukup fluktuatif. Bila ingin keluar masuk reksadana dalam jangka waktu 3 bulan, reksadana yang memuat saham Bakrie group bisa dijadikan pilihan.
     Reksadana yang berisi efek-efek yang diterbitkan pemerintah biasanya menunjukkan kinerja yang stabil. Reksadana ini umumnya memuat obligasi seperti ORI, Sukri, FR0059 dan saham-saham BUMN seperti BBRI, SMGR, PGAS, dan JSMR. Kinerja reksadana ini biasanya terus naik dalam jangka waktu tahunan dan stabil. Karena jarang turun drastis, reksadana jenis ini sesuai untuk investasi lebih dari 3 tahun. Reksadana-reksadana "tua" seperti Danareksa Mawar atau Schroeder Dana Prestasi Plus mampu mencatatkan kinerja hampir 100% selama 3 tahun.
    Tapi pada akhirnya, keputusan berinvestasi tetap di tangan anda. Kalau anda ingin yang aman-aman saja, simpanlah dana di deposito. Paling tidak anda bisa mengakses dana anda kapan saja.

Komentar

Rizal Uye mengatakan…
boleh neh nanti dicoba
Rizal Uye mengatakan…
boleh neh nanti dicoba

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.