Langsung ke konten utama

Pilihan Dana Pensiun


Kalau diamat-amati di sekeliling kita, banyak sekali lansia yang pensiun tanpa dana pensiun yang cukup untuk membiayai kehidupan dan fasilitas kesehatan mereka di masa tua. Maukah kita hidup kekurangan seperti mereka? Bergantung pada anak dan cucu? Tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kemampuan sendiri? Itulah perlunya kita memiliki dan mengelola dana pensiun sendiri.
Bagi saya, ada beberapa pilihan investasi bagi pensiun saya kelak. Ada saham (terutama yang membayarkan dividen tinggi alias high paying dividend stocks), reksadana, dan obligasi. Karena saya masih belum begitu mengerti seluk beluk pengelolaan properti, rumah saya keluarkan dari daftar saya.
Dimanakah di antara ketiga surat berharga itu yang akan dipilih? Tergantung kapan akan pensiun. Kalau pensiun masih lebih dari 10 tahun lagi, pilih high paying dividend stocks seperti Bank BRI, Semen Gresik, dan Unilever (dari kelompok perusahaan mapan) atau Bank Jabar dan Champion Pacific dari kelompok perusahaan berkembang (dikenal dengan second liner). Kalau cari amannya, 3 saham pertama lebih layak dipilih daripada yang terakhir. Mereka merupakan pemimpin pasar yang rajin memperluas usaha (ekspansi), perusahaan yang sehat dan rutin membayar dividen tiap tahun. 2 saham yang terakhir belum setiap tahun membagikan dividen, tapi mereka adalah perusahaan yang berkembang dan harga sahamnya cuma seperlima 3 saham pertama.
Kalau jangka waktunya 5 tahun atau kurang, lebih baik obligasi negara (ORI dan SUKRI, keduanya bisa dibeli mulai 5jutaan) atau reksadana campuran yang berisi obligasi negara,obligasi BUMN,atau obligasi perusahaan-perusahaan besar dan saham-saham LQ45.
Antara 5-10tahun, reksadana saham yang isinya saham-saham sektor properti (LPCK,SSIA,GAMA), perbankan (BMRI,BBRI,BTPN),konsumsi (UNVR,INDF,MYOR) atau transportasi/infrastruktur (ASII,PGAS, JSMR).  Kalau kurang dari 3 tahun, pilihannya hanya ORI dan Reksadana Pasar Uang (kalau ingin yang aman).
Kenapa saya menyarankan saham-saham perusahaan dengan dividen tinggi? Pertama isi perusahaannya sudah bagus, menerapkan good corporate governance, manajemennya transparan dan tertata, dan pemimpin pasar di bidangnya. Semen gresik adalah produsen semen terbesar di Asia Tenggara, Unilever produsen barang kebutuhan rumah tangga terbesar di Indonesia).
Kalau “jeroannya bagus” ,harga sahamnya terus naik mengikuti harapan pemain pasar dan nilai wajarnya. Apalagi kalau perusahaan tersebut tiap tahun konsisten membagi dividen minimal 50% dari keuntungannya. Saham-saham perusahaan yang bagus ini juga lebih cepat dan lebih mudah dijual daripada reksadana. Cukup klik di smartphone atau telfon broker, dan dana bisa ditarik 3 hari kemudian.
Ana rego ana rupo. Pepatah jawa ini juga berlaku di dunia investasi. Harga saham-saham perusahaan bagus biasanya 2-10 kali lipat dari perusahaan sejenis yang bergerak di bidang yang sama. Harga Semen Gresik dan Indocement jauh lebih mahal daripada Holcim. Harga Unilever 5 kali lipat Indofood.
Reksadana bisa dipilih sebagai tabungan awal untuk dana pensiun. Keuntungannya adalah murah, minimal pembeliannya 100ribu. Mudah (kalau pakai reksadana online), tinggal klik pilih nama reksadana dan masukkan nominal pembelian (misal 250ribu). Kelemahannya, imbal hasil reksadana tidak sebesar saham. Bahkan reksadana saham terbaik kalau dirata-rata selama 5 tahun imbal hasilnya hanya sekita 20-45% per tahun.
Obligasi ritel berbentuk ORI dan SUKRI ialah pilihan investasi paling aman karena dijamin pemerintah. ORI dan SUKRI bisa dibeli mulai 5juta (di sekuritas) atau 500 juta (di bank). Imbal hasilnya pun pasti, sekitar 6.25%-12% per tahun yang dibayarkan langsung ke tabungan atau rekening efek tiap 3 bulan.
Unitlink jelas tidak saya sarankan untuk dana pensiun. Selain fee untuk marketing terlalu besar, pertumbuhan dana pensiun jauh lebih kecil daripada reksadana atau obligasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.