Langsung ke konten utama

XL Xmart Plan

http://www.xl.co.id/en/android
      Bulan lalu saya sempat mencoba Paket internet terbaru dari XL, yaitu XL Xmart Plan. Dengan membeli kartu perdana seharga 49ribu, kita bisa menikmati internet 3Gb, 200 sms dan 200 menit selama 2 bulan. sebulannya kita mendapat 100 sms, 100 menit telpon, 500MB internet di jaringan EDGE/GPRS, dan 1GB internet di jaringan 3G/HSDPA.
    Sekilas paket ini nampak murah. Sebagai perbandingan harga paket data 500MB dari internet Indosat 25ribu dan Tri 35ribu. Telkomsel juga menyediakan paket 25ribuan, tapi jatahnya 150MB di EDGE/GPRS dan 350 MB di 3G/HSDPA. Cuma cukup buat kirim email saja :p. Kalo dilihat-lihat, Xmart Plan cuma selisih 500 rupiah dengan Indosat, tapi (mengklaim) menyediakan paket data yang lebih besar.
     Namun setelah dicoba, terasa sekali perbedaan XL dengan Indosat dan Tri. Sinyal data yang bisa diraih XL sangat rendah. Kadang 3G, seringnya EDGE. Dan sinyalnya sering putus. Kalau mengirim email atau tweet 50% gagal dan perlu mencoba ulang. Apalagi kalau buat main game online di HP sering disconnected. Sinyal yang timbul-tenggelam membuat saya harus berulang kali keluar dan masuk game. Anehnya, kalau untuk tethering putus jaringannya cuma satu jam sekali dan langsung masuk sinyal HSDPA tanpa sekalipun pindah ke EDGE atau GPRS. 
     Kalau Operator lain kecepatan puncaknya antara pukul 00-06, XL nyaris tidak pernah cepat. Mau jam berapapun, kecepatannya tidak pernah lebih dari 20kbps dan sinyal HSDPA nya sangat susah diraih. Mungkin karena kota Solo dan Magelang penduduknya sedikit jadi tidak menguntungkan membuat pemancar sinyal disini. Apalagi XL baru saja menjual ribuan tower (BTS) untuk melunasi hutang. 
     Setelah mencoba satu minggu, saya memutuskan untuk kembali ke Indosat dan Tri. Xmart Plan memang bagus, tapi kalau mengirim email atau blogging dua vendor itu masih yang terbaik. Pada akhir minggu pertama, saya puas-puaskan mendownload film dengan tethering Xmart Plan. Ceritanya saya tidak mau rugi. Nanti awal bulan kedua saya akan gunakan lagi untuk mendownload film atau menonton Youtube. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.