image belongs to www.flavourmag.co.uk |
Perkenalkan
teror finansial. Sebuah teror cara baru yang tidak melibatkan bakteri, virus,
bom, senjata api ataupun senjata pemusnah massal. Jenis teror ini, dari namanya
saja, dibutuhkan perencanaan, kecermatan, perhitungan dan tentunya dana
finansial sangat besar. Tingkat kerusakan yang dihasilkan lebih besar dari
senjata api. Orang-orang yang terkena akibatnya tidak akan mati, tapi hidup
menderita seumur hayat.
Di
Jack Ryan: Shadow Recruit kita diperkenalkan dengan teror finansial dalam
bentuk kejatuhan mata uang dolar. Seperti halnya Batman: The Dark Knight Rises,
Shadow Recruit menyajikan salah satu bentuk financial
engineering. Kalau Batman menyajikannya lebih langsung dan brutal, Shadow
Recruit menggambarkan financial
engineering yang rapi, berisiko rendah, tapi rumit dan nyata.
Ya.
Nyata. Di dunia nyata, bukan di film, sebuah kegiatan financial engineering membutuhkan otak yang cerdas, yang mampu
membuat rencana rapi dengan dukungan dana luar biasa besar. Financial engineering tidak bisa
dilakukan dalam sehari, melainkan berbulan-bulan hingga tahunan. Dibutuhkan alokasi
aset dan akun sekuritas yang sangat terdiversifikasi dan tersebar di berbagai
negara untuk menjatuhkan sebuah mata uang utama.
Berangkat
dari ide teror finansial lah Tom Clancy membuat serial Jack Ryan. Dan dengan ide
itulah Shadow Recruit dieksekusi. Dari segi aksi Shadow Recruit terasa kering. Sangat
jarang aksi tembak-tembakan atau kejar-kejaran ala Transformers. Dua menu wajib
aksi ini hanya menonjol di sepertiga cerita akhir. Dialognya juga tidak begitu
menancap seperti Batman. Kekuatan utama Shadow Recruit terletak pada jalinan
ceritanya yang membungkus terorisme, jaringan finansial dan intelijen menjadi
satu cerita utuh yang nyata dan masuk akal.
Kelemahan
cerita yang terasa begitu nyata ini adalah: karena tingkat risikonya yang sangat
tinggi, tidak ada negara waras di manapun yang mau mencoba menjatuhkan mata
uang negara lain. Perdagangan dan kepercayaan antar negara menjadi taruhannya.
Akting
Keira Knightley, Chris Pine dan Kevin Costner tampak biasa saja di film ini. Mereka
seolah tidak mengerahkan kemampuan akting terbaiknya. Atau mungkin memang hal
itu yang diharapkan sutradara Kenneth Branagh dari film ini. Yaitu cerita yang kering
drama tapi nyata dan bisa ditemui di keseharian. Ia ingin membuat ancaman teror
itu seolah nyata. Dan ia berhasil.
Komentar