Sebagai salah satu pelaku pasar
modal, koran bisnis adalah salah satu bacaan wajib tiap hari. Dari dalam
negeri, Kontan dan Investor Daily lah pilihan saya. Untuk pandangan mengenai
ekonomi Eropa, pilihannya antara lain Der Spiegel, Guardian Business dan
Financial Times. Bacaan wajib dari negeri Paman Sam mencakup Businessweek dan
New York Times. Tentu tidak semua beritanya yang dibaca. Seringnya, saya hanya
membaca kolom analisis dan hanya melirik sekilas bagian berita, karena
koran-koran lokal sudah memuat berita-berita tersebut. Bahkan koran lokal
sekelas Suara Merdeka atau Jawa Pos terkadang memuat berita ekonomi
internasional.
Lain halnya dengan kolom
analisis atau editorial. Kedalam dan kualitas tulisan ditentukan oleh luasnya
wawasan, posisi sudut pandang dan pemahaman penulis terhadap suatu materi.
Itulah sebabnya kualitas editorial Kontan berbeda dengan Tribun (walaupun
mereka satu grup), Financial Times berbeda dengan Jakarta Globe, dan Guardian
berbeda dengan New York Times.
Pandangan penulis terhadap
suatu masalah lah yang membuat kolom analisis Businessweek berbeda dengan
Financial Times walau kualitas keduanya bisa dibilang setara. Businessweek
lebih berorientasi pasar bebas ala Adam Smith, sementara FT menyukai pendekatan
ala Keynes. Namun Businessweek dan New York Times lebih enak dibaca dibanding
Guardian atau Financial Times. Kedua koran Britania Raya ini sering memakai
kata-kata yang jarang dijumpai dengan tambahan perumpamaan-perumpamaan yang
hanya dimengerti orang Inggris. Selesai membaca satu tulisan analisis pakar di
Financial Times atau Guardian, belum tentu kita bisa langsung memahami dan
sanggup menceritakan lagi isinya. Sedangkan bila kita membaca New York Times
atau Businessweek, kita bisa langsung memahami pendapat dan sudut pandang
penulis terhadap suatu isu, dan menceritakan kembali isinya.
Untuk keleluasaan dan kecepatan
diakses, jujur saja, Businessweek dan New York Times lebih cepat dan mudah
diakses. Bahkan saat diakses dengan mobile
browser sekalipun, kedua situs bisnis Paman Sam ini lebih cepat diakses
tanpa error. Mungkin karena lokasi
server mereka lebih dekat ke Indonesia dibanding server Guardian atau Financial
Times. Padahal kecepatan mengakses situs sangat menentukan apakah seseorang
akan berlama-lama membaca berita di situs tersebut atau memilih beralih ke
situs lain.
Tingkat keakraban pembaca juga
berpengaruh. Koran-koran bisnis lokal dari Grup Kompas seperti Kontan dan
JakartaPost lebih banyak menyadur berita dari Businessweek dan New York Times,
maka preferensi pembaca lebih condong ke kedua situs tersebut.
Dari sejumlah faktor di atas,
maka jangan heran kalau pengunjung unik Indonesia yang memilih Businessweek dan
New York Times lebih banyak dibanding Guardian atau Financial Times. Karena
kedua koran asal Amerika Serikat tersebut lebh mudah diakses dan tulisannya
lebih familiar dibanding dua koran lain asal Britania Raya.
Komentar