Apa yang terjadi bila seorang
profesor universitas terkemuka alih profesi menjadi pembantu rumah tangga (maid)? Ia menjadi maid impian semua keluarga. Efisien, efektif, multifungsi. Mampu
membersihkan semua sudut rumah dengan cermat. Tangkas menghalau masalah. Cerdas
memecahkan konflik. Plus, bisa menjadi teman yang sempurna bagi keluarga
majikannya.
Itulah yang dilakukan Prof.
Marisol Suarez. Dosen sastra Inggris di salah satu universitas di California
ini memilih banting setir menjadi maid karena
anaknya dituduh membunuh. Dengan menyamar sebagai maid, ia berharap bisa menemukan pembunuh sebenarnya.
Di profesi barunya ini, Marisol
dengan cepat meraih predikat sebagai maid
ideal. Ia sanggup membersihkan dua rumah, sekaligus menjadi teman ideal
bagi nyonya-nyonya yang mempekerjakannya. Ia juga diterima dalam komunitas maid perumahan mewah tempat majikannya
bermukim.
Walaupun drama pilotnya sangat
serius, tentang pembunuhan dan investigasi, tapi sesungguhnya Devious Maid
adalah sebuah drama komedi. Ketiga karib Marisol di komuditas maid pun punya cerita-cerita tersendiri.
Ada Carmen yang terobsesi menjadi penyanyi Latin. Zoila yang punya majikan
gemar kawin dan bermasalah dengan anak gadisnya. Ada pula Rosie yang selingkuh
dengan majikannya dan berencana membawa putranya ke Amerika Serikat. Interaksi
keempat maid tersebut dengan
majikan-majikan dan rekan-rekannya menghasilkan kelucuan-kelucuan tersendiri.
Devious Maid adalah drama yang
sanggup menghadirkan komedi dan ketegangan sekaligus dengan transisi yang
mulus. Penonton bisa ikut menikmati ketegangan saat Marisol memancing
informasi. Tapi bisa ikut tertawa terbahak-bahak saat Carmen berusaha
menyelundupkan album rekamannya ke sarapan sang majikan.
Tokoh Marisol Suarez ini
mengingatkan penggemar novel Agatha Christie kepada tokoh Lucy
Eyelesbarrow. Keduanya sama-sama cerdas,
efisien, dan efektif. Baik Lucy maupun Marisol dapat diandalkan dan cerdas
mengambil inisiatif.
Sinetron baru ini sangat sesuai
dinikmati sebagai tontonan ringan penghilang stres. Dramanya tidak seberat Game
of Thrones. Ketegangannya tidak setinggi Gotham. Komedi-komedinya pun relatif
mudah dipahami, cenderung slapstick yang
disajikan spontan.
Komentar