Langsung ke konten utama

Sudut Mati by Tsugaeda

Saya sering bertanya-tanya: adakah novel aksi thriller high octane ala Tom Clancy, atau John Le Carre karya penulis asli Indonesia? Saya pernah membaca dla: Cinta dan Presiden karya Noorca Massardi, tapi ceritanya terlalu bertele-tele. Katastrofa dari Jodhi Giriarso terlalu banyak lubang di ceritanya. Sampai saya menemukan novel Sudut Mati karya Tsugaeda. Novel setebal 344 halaman ini terbit di bulan September 2015 ini mengklaim sebagai sebuah novel thriller korporasi. Sampulnya yang eye-catching dan ringkasan reviewnya yang cukup membuat penasaran membuat saya tertarik membaca Sudut Mati.

Walaupun tebalnya mencapai 344 halaman dan memakai kertas A5, Sudut Mati adalah novel yang sangat menegangkan dan sulit diletakkan. Sekali membaca , sulit diletakkan. Cuma dibutuhkan waktu 3 jam membaca nonstop untuk menyelesaikan Sudut Mati. Cerita yang bergulir sangat cepat, misteri-misteri yang muncul silih berganti, dan alur cerita yang sulit ditebak membuat Sudut Mati layak menjadi novel aksi terbaik 2015.
Setelah 8 tahun bermukim di Amerika Serikat, Titan Prayogo kembali untuk membereskan usaha keluarganya yang berantakan, menghadapi kompetitor utama yang bernafsu menghancurkan Grup Prayogo, dan menghadapi nemesis sekaligus kakak kandungnya, Teno Prayogo. Di bagian-bagian awal, cerita Sudut Mati mengingatkan saya akan perseteruan keluarga Suryadjaja (dulu pemilik Astra) versus Keluarga Salim menjelang krisis ekonomi 1998. Porak porandanya Grup Prayogo seolah mencerminkan kondisi Grup Astra saat Bank Summa kolaps. Tsugaeda memodifikasi kisah persaingan kedua grup ini menjadi pertempuran antar korporasi dengan bumbu kekerasan dan konflik keluarga.
Kekuatan utama novel ini antara lain: alur cerita yang sulit ditebak, dialog pendek dan tepat sasaran, jumlah tokoh utama yang sedikit (Titan, Titok, Kathleen), kertas yang cukup memantulkan cahaya, dan cetakan yang bagus. Gaya penulisan cerita dan pembagian bab-bab nya mengingatkan saya akan serial Alex Cross dari James Patterson. Pilihan tema dan latar belakang persaingan dua korporasi mirip dengan The Firm (John Grisham) atau karya-karya Tom Clancy.
Wow!! Itulah rekasi saya seusai menyelesaikan novel ini. Walaupun akhir ceritanya mudah ditebak, tapi jalan menuju akhir kisah dirangkai dengan cantik dan mengagumkan. 4.5 dari 5 bintang untuk Sudut Mati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.