Langsung ke konten utama

Detective Conan: Zero The Enforcer


Setelah sekian lama, hampir 3 tahun, abstain menonton anime di bioskop, akhirnya minggu ini saya memutuskan untuk menonton Detective Conan: Zero The Enforcer. Movie Detective Conan yang ke-22 ini adalah anime pertama yang diputar jaringan bioskop CGV setelah 4bulan yang lalu sempat menayangkan One Piece. Tidak ada versi 3Dimensi untuk anime ini, jadi cukup dinikmati di layar biasa. Anime ini tidak diputar di jaringan 21. Sepengetahuan saya, jaringan bioskop yang memutarnya antara lain CGV (dulu Blitz), Cinemaxx, dan Platinum.

Conan: Zero The Enforcer adalah film yang dapat membuat penontonnya melupakan handphone dan jam tangan. Cerita mengalir dengan kecepatan yang bervariasi. Emosi dan rasa penasaran penonton ditumbuhkan pada setiap adegan.

This movie is so good we can’t breathe. An action packed movie wrapped in tangled mistery. Every layer of its story will make you curious. Consistent with its predecessors, Conan Movie always highlights one of Tokyo or Japan’s landmark. This time its the Headquarter of Tokyo Metropolitan Police.

Its story revolves around using Internet of Things as terrorism tools. With some ability to bypass firewalls and writing codes, some people could hijack buildings, explode them, and create panic attacks. For some western serial enthusiasts, Zero the Enforcer maybe reminds you of Mr. Robot. Though their similarity is limited, both offer practical insights on how internet and smartphone coul be used by terrorists.

Best scene in Zero the Enforcer is when Tooru Amuro/Rey Furuya/Bourbon (gosh this guy have so many alias I wonder I could remember them all) and Conan chasing debris who will crush Tokyo resident’s shelter. It reminds me of some fast furious scene.

Comparing with my childhood’s conan movie, ending soundtrack of Zero the Enforcer not as grand or sweet. But it still good and encapsulate this movie masculine spirit.

Zero the Enforcer’s duration span for 110 minutes. A fanatic audience perhaps would not leave her seat until she can watch after credit scene. I definitely will watch it again when my nearest movie theatre still play it.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.