Apa yang paling saya sukai dalam hidup. Jawabnya banyak. Saya suka makanan, dan saya mensyukuri sampai detik ini masih bisa bernafas, makan dan minum. Saya suka kegiatan berjalan kaki. Setiap hari saya berjalan menikmati kota. Tidak ada tujuan pasti. Hanya berjalan saja.
Saya suka perjalanan. Bagi saya, perjalanan dan tujuan sama pentingnya. Tujuan memberikan tempat yang pasti. Sedangkan perjalanan memberikan kesenangan dan pengalaman baru. Untuk menuju suatu tempat tujuan, saya bisa merencanakan perjalanan yang harus saya tempuh. Seperti : rute yang harus diambil, moda transportasi yang dinaiki, biaya transportasi, biaya konsumsi, barang-barang yang harus saya bawa, dan lain-lain. Ketika bisa sampai di tujuan saya merasa lega dan bersyukur bisa sampai di tempat itu.
Selama di perjalanan saya bisa mengamati berbagai pemandangan, perubahan-perubahan di kota dan desa, mengobrol dengan orang asing, atau mengamati bermacam-macam tingkah laku orang. Suatu desa yang dahulu penghuninya sangat sedikit (kurang dari 10 orang) sekarang menjadi daerah perumahan. Sawah luas menghampar berubah menjadi deretan ruko. Hutan akasia dan lengkeng menjadi sawah atau kebun jagung. Hutan jati yang dulu tumbuh lebat menjadi padang rumput dan kebun tumpang sari dimana di sela-sela pohon besar ditanami jagung dan sayuran.
Begitu pula manusianya. 20 tahun yang lalu seingat saya pengamen tidak sebanyak dan seberagam sekarang. Dulu pengamen hanya muncul satu jam sekali. Sekarang hampir tiap saat ada yang mengganggu dengan suara fals dan keras. Dulu pengamen cuma bermodal gitar rakitan sendiri. Sekarang ada pengamen dengan perangkat karawitan lengkap diiringi biola, seruling, tifa, dan berbagai alat musik "betulan" lainnya. Dulu pengamen akan menyingkir denga sendirinya kalau tidak diberi uang sedekah. Sekarang pengamen akan memaksa meminta uang bila kita tidak ingin memberi. Kalau tidak dikasih, mereka marah-marah dan menyumpah.
Yang tidak berubah adalah kondisi bus dan perangai manusianya. Baik dulu maupun sekarang orang Indonesia begitu senang mengobrol. Dari beberapa orang yang sebelumnya sama sekali tidak kenal bisa berubah menjadi kelompok diskusi dalam 30 menit. Kebiasaan lain adalah membuang sampah sembarangan. Amat sangat jarang sekali ditemukan orang yang membawa kantong khusus untuk membuang sampah. Bahkan di bus ekonomi orang-orang terbiasa menempelkan permen karet ke sandaran kursi atau muntah di kursi dan lantai.
Untuk moda transportasi saya lebih menyukai kereta dan busway daripada pesawat atau bus. Kereta memang tidak begitu nyaman (kecuali kelas eksekutif) tetapi harganya terjangkau. Walau waktu tempuhnya lebih lama daripada pesawat, kita bisa membaca buku atau majalah di kereta tanpa perlu merasa pusing.
Busway adalah moda angkutan umum dalam kota paling nyaman dan murah. Selain berpendingin udara, tidak ngebut, dan nyaman, di tiap halte disediakan jadwal lewatnya bus, radio dan koran sehingga saya tidak bosan menunggu. Pesawat memang cepat dan nyaman (tergantung maskapai juga) tetapi mahal dan dibebani pajak pemerintah. Bus ekonomi terjangkau, tapi jauh dari kesan nyaman dan bersahabat. Ditambah dengan pengamen yang suka memaksa dan copet, semakin tidak menariklah bus ekonomi.
Komentar