Pada 25 Juni 2011 pukul 21.30 di Surakarta (Solo) diadakan pesta rakyat Solo Batik Carnival ke-4. Karnaval yang berlangsung selama hampir satu jam ini dihelat di Jalan Slamet Riyadi, mulai dari Purwosari sampai depan Bank Indonesia. Kegiatan ini sudah jauh-jauh hari dipromosikan berbagai hotel dan biro perjalanan sebagai salah satu karnaval yang wajib dilihat. Selain karena keunikan temanya, pelancong juga tertarik untuk melihat bermacam-macam kostum yang dibuat dari batik sebagai bahan utamanya.
Karena diadakan pada saat liburan sekolah dan malam hari, tidak heran berbagai hotel memasang atraksi ini sebagai jualan utama mereka. Hotel-hotel yang paling beruntung adalah hotel yang terletak di Jalan Slamet Riyadi. Tidak peduli hotel berbintang 4 seperti Novotel atau hotel Dana ataupun hotel kelas melati, mereka berlomba-lomba menawarkan paket menginap pada tanggal 25 dan 26 Juni 2011 dengan SBC sebagai jualan utamanya. Hotel-hotel berbintang yang terletak persis di pinggir jalan menyediakan paket nonton di panggung, sehingga turis yang memesan paket ini tidak perlu berdesakan di pinggir jalan.
Pemerintah Kota Solo menginformasikan bahwa karnaval akan dimulai pada pukul 19.00, walau kenyataannya karnaval baru jalan 2,5 jam kemudian. Jalan Slamet Riyadi sudah ditutup mulai pukul 16.00, membuat masyarakat bisa menikmati enaknya berjalan kaki di jalan raya yang teduh dan luas. Pukul 18.00 (sesudah maghrib) ratusan orang mulai tampak di sepanjang jalan. Sebagian besar sekadar duduk-duduk menanti karnaval tiba. Ada juga yang membawa sepeda dan menikmati jalan utama yang kosong dengan sekedar berjalan-jalan dan menikmati udara sore. Trotoar pun berubah menjadi tempat parkir dan sarana berjualan pedagang kaki lima.
Sambil menanti karnaval datang, saya menyempatkan diri untuk berjalan menyusuri jalan ke arah timur. Di sepanjang trotoar banyak sekali motor yang parkir, menyulitkan saya untuk berjalan. Di dekat daerah Gladhak, tepatnya di depan Westin Hotel, paduan suara UNS yang disponsori salah satu merk kosmetik ternama menyanyikan lagu-lagu daerah, menghibur penonton yang setia menanti karnaval lewat.
Pukul 21.15 rombongan voorijder polisi dan pikup bak terbuka yang membawa wartawan dan fotografer melintas membuka jalan bagi peserta karnaval yang akan segera lewat. Masyarakat yang setia menanti pun segera berdiri. Beberapa orang Satpol PP sibuk memperingatkan orang-orang agar tidak berdiri terlalu ke tengah karena dapat mengganggu jalannya karnaval.
Rombongan karnaval pun lewat. Ada empat tema yang dipentaskan saat itu. Ande Ande Lumut, Ratu Pantai Selatan, Kencana Wungu dan Rara Jonggrang (CMIIW). Karena judul karnavalnya adalah Solo Batik Carnival setiap peserta wajib menggunakan kain atau baju batik sebagai bahan utama kostumnya.
Tiga orang juara teratas dari kompetisi Putri Indonesia turut memeriahkan karnaval. Putri Indonesia (juara 1) berperan sebagai Ratu Pantai Selatan dan mengendari kendaraan yang dihias menyerupai kereta. Dua orang juara Putri Indonesia lain dan Putri Lingkungan Hidup juga turut memeriahkan perhelatan ini dengan mengendarai kereta kuda.
Kesan saya tentang Solo Batik Carnival adalah kostumnya menarik, bercahaya dan agak rumit. Perkiraan saya untuk satu buah kostum saja membutuhkan tenaga perajin sampai 5 orang dengan lama pengerjaan hampir satu bulan. Bling-bling pada kostum memang cocok untuk karnaval pada malam hari. Hanya karena bahan bakunya adalah batik dan jenis kostumnya mirip (pakaian tradisional jawa berhiaskan sulur-sulur dan mahkota berkilauan) membuat karnaval ini terkesan monoton. Saran saya untuk peserta dan panitia : sebisa mungkin ditambah variasi jenis kostum yang dipakai agar lebih menarik dan tidak monoton.
Karena diadakan pada saat liburan sekolah dan malam hari, tidak heran berbagai hotel memasang atraksi ini sebagai jualan utama mereka. Hotel-hotel yang paling beruntung adalah hotel yang terletak di Jalan Slamet Riyadi. Tidak peduli hotel berbintang 4 seperti Novotel atau hotel Dana ataupun hotel kelas melati, mereka berlomba-lomba menawarkan paket menginap pada tanggal 25 dan 26 Juni 2011 dengan SBC sebagai jualan utamanya. Hotel-hotel berbintang yang terletak persis di pinggir jalan menyediakan paket nonton di panggung, sehingga turis yang memesan paket ini tidak perlu berdesakan di pinggir jalan.
Pemerintah Kota Solo menginformasikan bahwa karnaval akan dimulai pada pukul 19.00, walau kenyataannya karnaval baru jalan 2,5 jam kemudian. Jalan Slamet Riyadi sudah ditutup mulai pukul 16.00, membuat masyarakat bisa menikmati enaknya berjalan kaki di jalan raya yang teduh dan luas. Pukul 18.00 (sesudah maghrib) ratusan orang mulai tampak di sepanjang jalan. Sebagian besar sekadar duduk-duduk menanti karnaval tiba. Ada juga yang membawa sepeda dan menikmati jalan utama yang kosong dengan sekedar berjalan-jalan dan menikmati udara sore. Trotoar pun berubah menjadi tempat parkir dan sarana berjualan pedagang kaki lima.
Sambil menanti karnaval datang, saya menyempatkan diri untuk berjalan menyusuri jalan ke arah timur. Di sepanjang trotoar banyak sekali motor yang parkir, menyulitkan saya untuk berjalan. Di dekat daerah Gladhak, tepatnya di depan Westin Hotel, paduan suara UNS yang disponsori salah satu merk kosmetik ternama menyanyikan lagu-lagu daerah, menghibur penonton yang setia menanti karnaval lewat.
Pukul 21.15 rombongan voorijder polisi dan pikup bak terbuka yang membawa wartawan dan fotografer melintas membuka jalan bagi peserta karnaval yang akan segera lewat. Masyarakat yang setia menanti pun segera berdiri. Beberapa orang Satpol PP sibuk memperingatkan orang-orang agar tidak berdiri terlalu ke tengah karena dapat mengganggu jalannya karnaval.
Rombongan karnaval pun lewat. Ada empat tema yang dipentaskan saat itu. Ande Ande Lumut, Ratu Pantai Selatan, Kencana Wungu dan Rara Jonggrang (CMIIW). Karena judul karnavalnya adalah Solo Batik Carnival setiap peserta wajib menggunakan kain atau baju batik sebagai bahan utama kostumnya.
Tiga orang juara teratas dari kompetisi Putri Indonesia turut memeriahkan karnaval. Putri Indonesia (juara 1) berperan sebagai Ratu Pantai Selatan dan mengendari kendaraan yang dihias menyerupai kereta. Dua orang juara Putri Indonesia lain dan Putri Lingkungan Hidup juga turut memeriahkan perhelatan ini dengan mengendarai kereta kuda.
Kesan saya tentang Solo Batik Carnival adalah kostumnya menarik, bercahaya dan agak rumit. Perkiraan saya untuk satu buah kostum saja membutuhkan tenaga perajin sampai 5 orang dengan lama pengerjaan hampir satu bulan. Bling-bling pada kostum memang cocok untuk karnaval pada malam hari. Hanya karena bahan bakunya adalah batik dan jenis kostumnya mirip (pakaian tradisional jawa berhiaskan sulur-sulur dan mahkota berkilauan) membuat karnaval ini terkesan monoton. Saran saya untuk peserta dan panitia : sebisa mungkin ditambah variasi jenis kostum yang dipakai agar lebih menarik dan tidak monoton.
Komentar