Buku ini adalah kumpulan catatan harian seorang blogger yang dibukukan sehing beralur teratur dan mudah dibaca. Cerita dalam buku ini merupakan kisah nyata seorang Valiant Budi menjadi TKI di Kingdom of Saudi Arabia. Kisah-kisah dalam buku ini seolah menegaskan penderitaan tenaga-tenaga kerja Indonesia di negara asal Nabi Muhammad SAW ini.
Membaca buku ini membuat saya berpikiran bahwa di Saudi Arabia agama hanyalah sebuah hiasan dalam perkataan. Hampir semua perilaku orang Saudi menunjukkan bahwa mereka belum beranjak dari masa jahiliyah dulu. Hampir semua kaum prianya terobsesi seks. Harga diri kaum wanita begitu rendah begitu rendah sampai-sampai seorang korban perkosaan pun dicambuk 40 kali.
Dalam Kedai 1011 Mimpi Valiant menceritakan pengamatannya akan kehidupan seorang pendatang dari negara yang terkenal sebagai pemasok pembantu rumah tangga. Karena merupakan orang Indonesia pertama yang bekerja di Kedai kopi Sky Rabbit,ia terbebani perasaan untuk bekerja sebaik-baiknya. Ia terkaget-kaget melihat pelayanan tempat kerjanya yang jauh dari kesan "customer first" dan ramah tamah. Walaupun resminya menjabat barista kemudian supervisor, ia bekerja tidak ubahnya cleaning service yang mengerjakan semua hal mulai dari membuat kopi sampai mengelap kaca.
Peraturan Saudi yang amat sangat diskriminatif juga dipaparkan. Orang luar kalau disangka mencuri bisa saja langsung masuk penjara. Korban perkosaan ikut dicambuk dan bayar denda sementara pemerkosa dihukum ringan. Polisi syariah (muttawa)baik asli maupun palsu berkeliaran di mana-mana dan sering menjebak warga atau pendatang yang sial (sama seperti polisi lalu lintas di Indonesia). Anak-anak ditampar dengan buasnya oleh orang tua mereka.
Perilaku warga Saudi yang amat menonjol adalah tingginya nafsu syahwat mereka. Tidak hanya dengan pasangan resminya, pria-pria Saudi juga suka berhubungan sesama jenis. Wanitanya suka memanfaatkan pembantu prianya melayani hawa nafsunya. Anak-anak mudanya suka membuat keonaran dan bertindak anarkis. Pengendara mobil di sana gemar memanfaatkan mobilnya untuk menghamburkan debu pasir ke arah pejalan kaki.
Bukan hanya manusianya, cuaca Arab Saudi juga tidak bersahabat. Amplitudo suhu udara di sana sangat besar. Kalau malam hari cuacangan sangat dingin, siangnya luar biasa panas. Musim panas suhunya bisa membakar tulang, musim dingin membekukan jiwa. Tidak heran orang-orang malas keluar di musim panas.
Suasana puasa yang dialami Valiant tidak sekhusyu' di Indonesia. Ia lebih sering sahur dan buka seadanya karena harus bekerja membanting tulang. Kadang manajer toko hanya memberi waktu sempit untuk berbuka. Jatah libur hanya diberikan kepada Muslim Saudi alias warga lokal bukan semua muslim. Sambil menenti waktu berbuka penduduk Saudi lebih memilih untuk tidur selama mungkin. Beda dengan di Indonesia dimana orang-orang mendadak rajin mengaji shalat sunnah, dan berdizikir menanti waktu buka. Di Saudi ornag berbuka dengan sex, di Indonesia orang berbuka dengan kolak dan kurma.
Walaupun demikian justru di negeri Jahiliyah inilah ia menemukan arti iman sesuangguhnya dan teman. Ia sadar bahwa negara tempat turunnya Nabi Muhammad SAW adalah negara dengan tingkat jahiliyah tertinggi. Bahwa tidak serta merta dengan adanya Mekkah-Madinah sebagai tempat ziarah nomor satu umat Islam membuat rakyatnya otomatis berkelakuan layaknya Nabi. Dalam kondisi penuh penderitaan itu ia sadar bahwa obrolan santai dan keberadaan TKI satu bangsa sangat berarti. Ia bisa berbagi keluh kesah dengan teman-teman senasib.
Pada satu titik Valiant memutuskan untuk melarikan diri dari Saudi dan tempat kerjanya. Ia meminta iqama (sejenis paspor) miliknya yang ditahan perusahaan. Ia melaporkan kecurangan-kecurangan tempat kerjanya pada kantor pusat di Amerika Serikat. Ijin yang ia ajukan adalah ijin berlibur, tetapi pada kenyataannya ia telah bertekad untuk tidak akan kembali lagi.
Membaca buku ini serasa mendengar langsung tingkah laku dan kebejatan penduduk Saudi. Berbeda dengan klaim sebagian ormas dan parpol Islam yang seolah mendewakan Arab Saudi layaknya pusat dunia, kenyatannya Saudi adalah neraka dunia. Sampai-sampai ada anekdot yang mengatakan "kalau kuat bekerja di Arab Saudi maka kamu akan kuat bekerja di mana saja". Tenaga kerja dari berbagai negara, terutama Indonesia dan Filipina, benar-benar diperlakukan sebagai budak di Saudi. Hak-hak wanita seolah ditiadakan. Sangat tidak masuk akal kenapa raja Saudi bisa mendapatkan gelar doktor honoris causa di bidang hak-hak kemanusiaan dari Universitas Indonesia.
Dari buku ini kita juga mendapatkan informasi tambahan tentang trik-trik bertahan hidup di negara arab. Bagi teman-teman yang ingin mendengar cerita seorang TKI di Saudi saya anjurkan membaca buku ini. Isinya memang lebih banyak bercerita tentang pahitnya realita yang dikemas dalam bahasa yang segar dan sederhana tapi sarkastis. Ada juga kelucuan-kelucuan kecil yang disematkan untuk menyegarkan cerita. Orang-orang yang hanya tahu umroh atau haji mungkin tidak setuju dengan gambaran Valiant. Itu karena di Mekah-Madinah penduduknya relatif ramah dan tidak sebuas penduduk Arab Saudi keseluruhan. Tapi coba mereka berkunjung sebagai turis biasa selama 1-2 minggu. Mereka mungkin akan merasakan penderitaan TKI dan TKW di Saudi.
Komentar