Kalau Mawar Konsumer 10 berisi saham-saham yang pergerakannya lambat tapi kebal krisis, maka Mawar Komoditas 10 berisi 10 saham sektor komoditas yang sensitif terhadap perkembangan dunia, terutama kondisi ekonomi China dan Eropa. Karena kalau ada salah satu peristiwa besar terjadi di belahan dunia lain,harga komoditas segera bereaksi. Bisa dipahami karena hampir 60% batubara dan 20% minyak sawit Indonesia diekspor guna memenuhi kebutuhan energi dan pangan. Krisis Eropa yang menyebabkan melambatnya laju ekonomi Eropa ikut mempengaruhi perdagangan Eropa dan China. Secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi ekspor batubara Indonesia ke China.
Seperti halnya Mawar Konsumer 10, Mawar Komoditas 10 diluncurkan pada 16 Februari 2011. Reksadana ini fokus pada investasi di perusahaan yang memproduksi komodita seperti sektor pertambangan batubara (ADRO, ITMG, PTBA, UNTR, HRUM,BUMI), produsen minyak goreng (SGRO,LSIP), dan pakan ternak (JPFA).
Kalau diperhatikan , antara bulan September dan Februari Mawar Komoditas 10 fokus berinvestasi ke perusahaan batubara. Antara Maret sampai Agustus proporsi produsen minyak goreng dan pakan ternak diperbesar.
Saat paling baik untuk membeli Mawar Komoditas 10 antara September-Februari yaitu ketika harga ITMG dan UNTR turun. Ketika bulan Maret-Agustus, belilah ketika harga LSIP sedang turun.
Atau beli saja di awal Juni dan jual di pertengahan Juli. Dalam jangka waktu tersebut manajer investasi tiap perusahaan melakukan window dressing (menarik harga saham untuk mempercantik laporan keuangan kuartal 2) dan permintaan batubara dari China dan India naik karena Australia sedang musim hujan. Sekedar info, Australia adalah saingan terbesar Indonesia untuk mengekspor batubara ke Eropa.
Saat paling baik untuk menjual sendiri adalah antara Maret dan April ketika laporan keuangan tahunan ITMG, UNTR, dan LSIP sudah keluar.
Komentar