image courtesy of Gramedia.com |
Salah satu penulis yang
beruntung blognya sukses menarik puluhan ribu pembaca adalah Trinity (naked-traveler.com). Dialah pionir penerbitan kumpulan esai genre travel (jalan-jalan) dalam bentuk buku setelah Raditya Dika sukses dengan genre humor berjudul Kambing Jantan. Berbeda dengan tulisa humor yang membutuhkan kemampuan menarik perhatian dan menohok nalar, tulisan perjalanan hanya membutuhkan kemampuan menulis deskriptif dan sedikit gambar pemandangan dari lokasi wisata. Blog Naked Traveler menyadarkan orang bahwa mereka bisa membuat esai deskripsi perjalanan dengan mudah.
beruntung blognya sukses menarik puluhan ribu pembaca adalah Trinity (naked-traveler.com). Dialah pionir penerbitan kumpulan esai genre travel (jalan-jalan) dalam bentuk buku setelah Raditya Dika sukses dengan genre humor berjudul Kambing Jantan. Berbeda dengan tulisa humor yang membutuhkan kemampuan menarik perhatian dan menohok nalar, tulisan perjalanan hanya membutuhkan kemampuan menulis deskriptif dan sedikit gambar pemandangan dari lokasi wisata. Blog Naked Traveler menyadarkan orang bahwa mereka bisa membuat esai deskripsi perjalanan dengan mudah.
Sampai saat ini, Trinity sudah
menelurkan 4 seri Naked Traveller, satu komik, 2 buku kumpulan esai keroyokan dari beberapa penulis
(Travelove dan The Journeys), plus berbagai tulisan di media cetak dan
elektronik. Walau bukan orang kaya super tajir melintir seperti Bakrie’s atau
Hartono’s, Trinity mampu membiayai sendiri kegiatan jalan-jalannya dengan
menabung, berhemat dan mencari pendapatan tambahan. She’s an ordinary woman who
achieve her goal with her own strength. Such an inspirational woman.
Cara menulis dan menceritakan
peristiwa ala Trinity sungguh sederhana. Ia bercerita dengan lancar dan
mengalir, tidak terlalu dipusingkan oleh kaidah : Where, When, What, Who, Whom,
dan How. Kadang salah satu dari keenam elemen tersebut tidak ada, namun
ceritanya tetap utuh dan menarik.
Bagi saya, semua cerita Trinity
menarik. Tidak ada yang terlalu favorit. Karena melalui tulisan-tulisannya ia
mengajak kita untuk mengenal budaya negeri sendiri dan tahu budaya negara lain.
Kita seolah disadarkan bahwa
pariwisata Indonesia sungguh kurang promosi dan infrastruktur. Jarang ada yang
tahu pantai-pantai cantik dan perawan di Laut Selatan atau prosesi adat tahunan
di Indonesia Timur. Jalan penghubung di Luar Jawa yang rusak total atau jadawal
penerbangan yang sering delay menambah masalah pariwisata Indonesia.
Naked Traveler membuka jalan bagi
terbitnya buku dan novel bergenre jalan-jalan lain. Sejak Trinity sukses besar,
penerbit berlomba-lomba menerbitkan buku dengan tema serupa. Sebutlah : Ciao
Italia, Selimut Debu, Wisata ke (sebut negara) dengan (1-5 jutaan), bermacam
tips travelling, sampai seri Lonely Planet. Semua buku tersebut laris manis
diborong pembaca.
Mbak Trinity mungkin sering disangka
cuek dan judes. Tapi berkat dialah generasi muda jadi bersemangat mengunjungi
tempat-tempat wisata di tanah air. Klo Naked Traveler tidak terbit dalam bentuk
buku mungkin generasi sekarang lebih suka menonton acara wisata di televisi.
Komentar