image courtesy of lifehacker.org |
Sejak diperkenalkan smartphone pada
2007, semakin banyak orang melakukan beberapa hal sekaligus atau multitasking. Makan sambil nonton TV
sekaligus mengecek email. Sering
dijumpai pula sekelompok orang minum makan (alias nongkrong) sambil ngobrol DAN
bermain social media.
Secara umum multitasking
bisa diartikan melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Biasanya
orang-orang bermultitasking untuk
menghemat waktu. Mereka beralasan dengan multitasking,
tenaga, energi, perhatian dan waktu bisa digunakan seefektif mungkin.
Benarkah demikian? Dari pengamatan saya, multitasking hanya efektif dilakukan maksimal 2 hal sekaligus.
Makan sambil nonton TV masih normal (walau waktu yang dipakai untuk makan jadi
molor). Atau baca buku sambil mendengarkan musik. Tapi kalau makan sambil
membaca sambil melihat TV? Hampir pasti waktu makannya bertambah lama, bacaan
tidak ada yang masuk ke orak dan acara TV cuma sekelebatan teringat. Itu baru
kegiatan sederhana. Kalau hal yang serius, seperti mengerjakan 2-3 proyek
sekaligus dalam seminggu atau bahkan satu hari? Bisa-bisa tidak ada yang
selesai dan mundur tenggat waktunya.
Sebetulnya Fokus pada satu hal saja lebih bermanfaat bagi manusia.
Dengan fokus pada satu hal saja, kita bisa menghemat waktu dan tenaga. Kita
juga bisa mengingat dengan baik manfaat kegiatan yang barusan dilakukan dengan fokus.
Tapi harus diakui sangat sulit berfokus pada satu hal saja saat ini. Smartphone selalu ada untuk mengganggu
konsentrasi dan fokus. Entah notifikasi BBM, Whatsapp atau social media (twitter, Path, facebook) berbunyi mengganggu. Entah sedang
bekerja, mengerjakan proyek, belajar, atau hanya leyeh-leyeh saja, smartphone tidak
henti berbunyi meminta perhatian. Kalau tidak ditanggapi dikira sombong, kalau
ditanggapi konsentrasi buyar dan fokus hilang.
Ada satu solusi super kuno agar bisa tetap fokus, yaitu kembali ke handphone kuno. Kalau perlu yang monokrom
sekalian. Kenapa? Agar orang hanya bisa menghubungi kita lewat telepon atau SMS
saja. Untuk bisa menelepon atau mengirim SMS, orang harus membayar dengan pulsa
reguler. Kerelaan untuk mengeluarkan biaya itulah yang membedakan orang yang serius
menghubungi kita dengan orang yang cuma iseng. Kita tidak akan terganggu dengan
suara notifikasi yang meminta perhatian.
Solusi lain bagi pemilik smartphone
iPhone dan Android adalah mematikan koneksi internet. Hal inilah yang paling
sering saya lakukan. Kalau tidak ada koneksi internet, orang hanya bisa menghubungi
kita lewat SMS atau telepon. Tapi konsentrasi kita juga bisa pecah kalau
tergoda untuk bermain game atau app di
smartphone.
Mematikan koneksi internet atau beralih ke handphone kuno bisa meningkatkan produktivitas kerja kita karena
semakin sedikit pengganggu dan pengalih perhatian. Tinggal kita memilih, mana yang
paling sesuai dengan kebutuhan kita.
Komentar