Saat membeli apapun alat investasi,
investor pasti dikenakan berbagai macam biaya. Mulai dari biaya pembelian,
biaya penjualan, pajak investasi, biaya pengelolaan, biaya menginap sampai
biaya administrasi. Investor pasif atau investor yang sudah punya tujuan jelas
tidak akan dipusingkan oleh biaya-biaya ini karena sudah punya perhitungan
sendiri. Tapi bagaimana dengan investor pemula yang masuk jebakan, terlalu
sibuk beli dan jual (trading) atau
terjebak rayuan bagi hasil reksadana?
Investasi emas fisik, investor harus
menanggung biaya pembelian, penjualan dan pengurangan nilai emas perhiasan dari
biaya pembuatan. Saat menjual emas, investor harus cermat menghitung biaya
pembuatan dan biaya sertifikasi agar tidak rugi.
Di sinilah muncul pentingnya
pengetahuan investor pemula akan biaya investasi. Calon investor sebaiknya tidak
hanya mengenal besarnya keuntungan, tapi juga besarnya risiko yang ditanggung
dan biaya yang dikeluarkan.
Biaya berinvestasi di saham mencakup
biaya pembelian dan penjualan saja. Pajak 0.1% sudah termasuk biaya penjualan. Bila
biaya pembelian 0.15%, maka biaya penjualannya 0.15% + 0.1% = 0.25%.
Biaya di reksadana mencakup biaya
pembelian, biaya penjualan dan biaya pengelolaan. Biaya pembelian antara 0-3%. Biaya
penjualan antara 1-3%, tapi bisa ditiadakan kalau investor “mendiamkan” reksadananya
lebih dari setahun (tiga bulan kalau di sekuritas). Biaya pengelolaan sudah
termasuk pajak dan langsung tercermin pada harga per unit reksadana. Investor tidak
menanggung secara langsung.
Forex memungut biaya menginap dan
biaya transaksi. Besarnya bisa mencapai $100 per transaksi, dengan biaya
menginap bisa mencapai $50 per malam. Jika ingin berinvestasi kurang dari
2miliar, tidak dianjurkan di forex.
Biaya yang harus ditanggung investor
surat hutang, alias obligasi antara lain biaya pembelian ± 0.3% dari nilai
transaksi, pajak 20% dari kupon dan pajak penghasilan 15% saat menjual obligasi
yang belum jatuh tempo.
Komentar