Gerakan menggencet junior
adalah hal lumrah di 99.9% sekolah di Indonesia. Terutama junior yang baru
masuk sekolah/kuliah. Biasanya kegiatan perploncoan ini dilegalkan oleh sekolah
dibungkus dalam acara berjudul Orientasi Siswa (entah Ospek, entah MOS)
Kegiatan “orientasi” ini
tidak ada hubungannya sama sekali dengan orientasi lingkungan sekolah,
pengenalan pelajaran/mata kuliah, apalagi kegiatan belajar mengajar. Acaranya
berisi balas dendam senior terhadap calon juniornya (“calon”, karena beberapa
orang tewas di tengah “orientasi”, kalau tidak tewas baru disebut junior).
Wajar kalau “calon” siswa
sering dipukuli, dihina, diteriakin pakai pengeras suara di telinga, diminta
push up, dan mengerjakan tugas-tugas mustahil seperti membawa bunga dari rafia,
sepatu anyaman plastik, dan lain-lain. Alasan senior melakukannya : untuk
mengasah mental juniornya (padahal senior-senior itu takut cicak dan cuma
berani mengeroyok).
Siswa sekolah menengah (SMP,
SMA dan sederajat) hanya mengalami dua kali perpeloncoan. Satu saat ospek
resmi, satu saat ospek pramuka. Mahasiswa baru bisa mengalami 3 kali diplonco.
Pertama ospek universitas, lalu ospek fakultas dan ospek jurusan.
ospek di USA, siswa baru diperkenalkan ke lingkungan sekolah |
Apa keuntungan ospek? Bagi
peserta ospek, keuntungannya antara lain mendapat kenalan teman sependeritaan
lebih awal atau mendapat jodoh dari panitia ospek, atau dimudahkan masuk
organisasi mahasiswa seperti BEM atau Dema. Untuk poin terakhir ini, biasanya
panitia organisasi mahasiswa menyukai mahasiswa baru yang memberontak, seperti
enggan mengerjakan tugas, tidak mematuhi perintah panitia, dan kerap berdebat
dengan panitia soal tugas yang tidak masuk akal.
Kerugian ikut ospek lebih
banyak. Rugi waktu dan uang karena harus mencari hal-hal mustahil, rugi
kesehatan karena kurang istirahat akibat mengerjakan tugas kelompok yang tidak
masuk akal (dan tidak ada hubungannya dengan kuliah), rugi perban dan obat
untuk menambal wajah, perut dan tangan yang luka-luka karena ditonjok senior.
Ospek pun menghasilkan segunung sampah dari tugas-tugas tidak berguna yang
dikerjakan.
Senior di universitas sering
menakuti bahwa absen ospek berarti tidak bisa lulus. Mereka bohong. Baca
baik-baik buku panduan kuliah. Tidak ada kata sertifikat atau bukti
keikutsertaan ospek disitu. Syarat lulus adalah ujian skripsi, ujian magang,
KKN dan sudah mengembalikan semua buku perpustakaan.
ospek di Eropa, siswa baru diminta presentasi dan mengemukakan ide |
Jadi, perlukah siswa baru
mengikuti ospek? Kecuali kepengin masuk BEM atau cari jodoh, tidak usah.
Buang-buang waktu saja. Siswa sekolah menengah yang diwajibkan ikut ospek oleh
OSIS, lebih baik ikut tapi tidak usah mengikuti perintah tidak masuk akal
senior. Rekam saja kekerasan ala senior dan upload di Youtube.
Komentar