Seharusnya Seruak bisa menjadi
novel thriller yang bagus, andai tidak telalu banyak subplot dan penjelasan
yang kacau. Kita hanya perlu membaca bagian awal dan akhir untuk mengetahui
jalan cerita Seruak. Halaman 126 hingga 300 bisa dilewati karena isinya hanya
kegiatan hura-hura dan drama remaja.
Alkisah, sejumlah remaja harus
mengikuti kuliah kerja nyata di daerah terpencil di Jawa Barat, di desa yang
tidak terlalu jelas namanya. Karena perbedaan kepribadian dan sudut pandang,
mereka jadi sering bertengkar. Tiba-tiba, satu per satu dari mereka tewas
karena kebetulan-kebetulan yang tidak masuk akal. Mendadak, ada subplot
perebuatan kekuasaan yang muncul di 100 halaman terakhir, tanpa pemberitahuan
atau pertanda sebelumnya.
Sebetulnya Seruak bisa menjadi
kisah yang menarik andai penulisnya tidak menjejalkan terlalu banyak istilah
psikologi dan debat kusir di setiap bab. Sebetulnya fiksi ini bisa menjadi
lebih tipis seandainya editor berani memotong dialog dan subplot yang tidak
perlu. Sebagai permulaan, Seruak cukup bagus untuk sebuah novel thriller, walau masih jauh dari Joker
karya Vabyo atau novel-novel misteri karya V. Lestari.
Komentar