Sudah enam tahun belakangan
ini saya mengurangi pembelian album musik artis populer dan beralih ke album
musik dan lagu pengiring musik dan game (soundtrack).
Penyebabnya? Pertama tidak semua lagu dalam satu album musisi pop sesuai dengan
selera saya (Alicia Keys and Taylor Swift yes, Beyonce and Iggy Azalea nay). Kedua:
kebanyakan lagu yang enak didengar diputar oleh sejumlah stasiun radio favorit
dan kerap direkomendasikan oleh Youtube. Jadi buat apa membeli satu album. Terakhir,
jenis musik dalam album musik populer tidak menarik lagi didengarkan setelah
beberapa bulan. Dulu album BackStreet Boys atau M2M bisa didengarkan
berminggu-minggu. Sekarang baru seminggu mendengarkan satu album Katy Perry
atau Lana Del Rey, Kendrick Lamar atau Madonna merilis album baru dengan musik,
lirik dan komposisi instrumen yang berbeda. Album baru terdengar lebih menarik
dibanding album lama.
Kembali ke album OST Film
dan Game. Ada beberapa alasan album jenis ini lebih enak didengar. Dalam satu
set album biasanya terdapat dua keping CD. Keping CD pertama berisi lagu (musik
dan lirik) pengiring suatu film atau game. Keping kedua berisi musik pengiring
(hanya instrumentasi dan vokal pengiring, tanpa lirik). Jika sedang belajar
atau menghafal, keping kedua lebih sesuai didengarkan. Kita bisa menyesuaikan
musik dengan materi yang dipelajari, misal mengisi sendiri liriknya dengan sejarah
romawi. Keping pertama yang berisi lagu sesuai didengarkan di saat santai. Lagu-lagu
di dalam keping pertama jarang ada yang masuk tangga lagu radio, tapi tetap
enak didengarkan. Misalnya Undiscovered (OST 50 Shades of Grey) atau Image (OST
Xenosaga II).
Sejumlah album OST film ada yang
diisi lagu-lagu lawas yang timeless,
tidak lekang oleh waktu. Misalnya OST Kingsman atau OST Guardian Of The Galaxy.
Lagu-lagu ini bisa didengarkan bersama kakek-nenek, ayah-ibu, atau om-tante di
saat senggang sambil membicarakan kenagan dan peristiwa.
Selera musik di keping CD
kedua sangat relatif. Misalnya saya yang tidak terlalu menyukai karya komposer
Hans Zimmer atau Ramin Djawadi, lebih tertarik pada karya Patrick Doyle, Henry
Jackman, Yasunori Mitsuda atau Yuki Kajiura. Walaupun ada juga album OST yang tetap
bagus komposisi dan penjualannya, tidak peduli siapapun komposer atau artis
pengisi lagunya. Misalnya OST film-film Disney, atau musik pengiring game dari
Square Enix. Sampai saat ini musik dari Brave atau Chrono Cross masih mampu
membuat saya terkesima.
Beberapa lagu dari OST
terkadang tetap diputar DJ di sejumlah stasiun radio walau permintaannya
sedikit. SwaragamaFM kerap memutar We Remain dari OST Catching Fire. GeronimoFM
terkadang memutar beberapa lagu dari OST serial televisi, terutama lagu-lagu
lama yang didaur ulang.
Komentar