Langsung ke konten utama

Cockpit Confidential By Patrick Smith

Air Asia hilang! Nyemplung di Laut Jawa! Aviastar lenyap! Tersangkut perbukitan angker! Selamatkan kotak hitam! Cari pihak yang bersalah! Setelah itu, senyap. Terkadang kita bertanya-tanya apa yang terjadi selama penerbangan. Bagaimana sebuah pesawat berbobot ribuan ton bisa terbang? Apa yang terjadi selama pesawat mengangkasa? Benarkah kehidupan pilot dan pramugari sangat glamour? Manakah yang lebih baik, Airbus atau Boeing? Kenapa pesawat bisa tak terdeteksi radar? Mengapa bahasa penerbangan sulit dimengerti? Cockpit Confidential menjawabnya.

Patrick Smith adalah seorang pensiunan pilot komersial (pilot ada 2 jenis: komersial dan militer). Melalui format tanya jawab ia menjelaskan berbagai hal mengenai dunia penerbangan. Masalah teknis merupakan hal yang paling banyak dijelaskan, seperti struktur badan pesawat, pelatihan yang dijalani pilot, perbedaan berbagai jenis pesawat (Airbus, Boeing,Concorde, atau Embraer), layanan penumpang, bandara, dan lain-lain. Ia juga menjelaskan sejumlah hal nonteknis, seperti bagaimana rasanya menghabiskan hidup sebagai pilot, mitos-mitos tentang pilot,pesawat,dan pramugari, dan persaingan antar maskapai. Di bagian akhir, pembaca disuguhi glosarium berisi bahasa-bahasa teknis penerbangan untuk memudahkan perjalanan pembaca dan pelancong.
Satu hal yang sangat menonjol dari Cockpit Confidential adalah kekayaan kosa katanya. 40% kata yang dipakai baru diketahui maknanya setelah membuka kamus. Bagi pembaca non-native English, banyaknya kosakata baru ini cukup mengganggu pemahaman isi buku, tapi surprisingly kita bisa memahami maksud Smith jika membaca kalimat-kalimat selanjutnya.

Informasi yang disampaikan amat,sangat, banyak sekali, dan kesemuanya bermanfaat. Buku ini sangat informatif, sangat membantu pembaca memahami dunia aviasi dan misteri yang meliputinya. Akan sangat bagus jika buku ini bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia, sehingga lebih banyak orang lagi yang membacanya. Buku setebal 314 halaman ini dapat diperoleh di Google Play Store seharga hanya IDR 75ribu. Walau mahal, info yang didapat sebanding dengan harga yang dibayarkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.