Langsung ke konten utama

Bride Wannabe by Christina Juzwar

Novel-novel chicklit yang dilabeli ulang dengan nama wedding lit sepertinya mulai merambah rak-rak buku Togamas dan Gramedia. Setelah My Wedding Dress dan Pre-Wedding Chaos (yang tidak terlalu istimewa tapi sangat ringan dibaca), saya tertarik membaca Bride Wannabe. Novel satu ini mengangkat tema online dating.
Sascha sudah 8 tahun pacaran dengan Ben, tapi tidak kunjung dilamar. Mereka putus setelah Ben memukul Sascha sampai babak belur. Atas saran sahabatnya, Sascha mencoba mencari pacar lewat internet (online dating). Ia berjumpa Oliver di salah satu situs perjodohan online. Setelah melalui sejumlah drama dan air mata, mereka pun memutuskan menikah di Inggris.

Tokoh Sascha di sini sangat mirip dengan Abby dalam My Wedding Dress, tapi dengan dosis emosional yang lebih tinggi dan sosok pria idaman yang tidak sempurna. Kelebihannya: cerita dalam Bride Wannabe terasa lebih nyata. Kita pasti pernah bertemu dengan pasangan yang suaminya sederhana dan tidak terlalu menarik sementara istrinya teramat emosional dan cerewet.
Online dating juga hal yang lumrah di abad 21. Hampir semua wanita dan pria karir pernah menggunakannya, mulai dari yang gratis macam Setipe dan Tinder, sampai yang berbayar. Bride Wannabe membeberkan kelebihan dan kekurangan online dating melalui bingkai cerita hubungan Oliver dan Sascha. Bagian paling menghibur dari novel ini adalah saat Sascha menemui teman-teman kencan online nya satu per satu. Bagian lain, seperti drama dengan pacar-pacarnya, terasa biasa dan tidak signifikan.

Dilihat dari tema yang diangkatnya, Bride Wannabe membidik pasar wanita karir yang siap menikah tapi belum bertemu pasangan yang tepat. Drama yang dihadirkan mampu mengingatkan pembacanya bahwa hidup itu tidak sempurna. Tiga dari 5 bintang untuk Bride Wannabe. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.