Cerita apa yang sering kita dengar ketika kita kecil dulu? Cerita apa saja yang sering dibacakan oleh orang tua kita menjelang tidur? Cerita dari mana yang sering menggugah imajinasi kita? Cerita apa yang paling kita sukai?
Saya sendiri nyaris tidak pernah didongengi orang tua menjelang tidur. Tetapi mereka sering membelikan buku dongeng untuk saya dan saudara-saudara saya. Dongeng pertama yang paling saya ingat adalah cerita tentang Adam dan Hawa dan cerita tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim yang taat, orang tua saya lebih mendahulukan cerita bernuansa agama, termasuk membelikan majalah islami "Aku Anak Saleh".
Lambat laun saya mulai tertarik dengan cerita hikayat dari Indonesia (Joko Tingkir, Cindelaras, Timun Mas, Kancil dan Buaya, Candra Kirana) maupun dari luar negeri (The Nutcracker, Red Riding Hood, Momotaro, Cinderella). Pengaruh cerita luar negeri datang dari buku cerita bergambar yang kebetulan saat itu sedang rajin dicetak Gramedia. Sedangkan ketertarikan terhadap cerita rakyat Indonesia didorong oleh jenis ceritanya yang sangat bervariasi. Betapa tidak, tiap provinsi punya lebih dari 10 cerita rakyat. Kalau ingin membeli, buku cerita rakyat sangat murah, hanya IDR 2000-15000 per eksemplar. Tugas-tugas yang diberikan pihak sekolah juga menambah ketertarikan saya terhadap cerita rakyat Indonesia.
Dari buku cerita tentang nabi-nabi, saya memperoleh berbagai macam nasihat dan petuah baik tentang agama maupun tingkah laku berbudi luhur. Cerita tentang Nabi dan Rasul biasanya dikemas sangat membosankan karena jalan ceritanya standar, datar, minim kejutan dan konflik. Ditambah dengan keajaiban yang dimiliki Nabi dan Rasul yang nyaris tidak masuk akal dan karakter mereka yang sempurna membuat cerita Nabi dan Rasul sangat cocok sebagai pengantar tidur, tapi tidak cocok untuk mengajarkan anak tentang realita kehidupan.
Cerita Rakyat Indonesia sendiri walaupun sebagian masih menampilkan berjuta keajaiban yang tidak masuk akal tetapi pelaku dan tokoh di dalam cerita memiliki karakter dan kepribadian yang manusiawi seperti layaknya manusia normal. Mereka bisa merasakan marah, benci, sedih, takut, iri, jatuh cinta, dendam, kesepian dan emosi-emosi lain layaknya kita semua. Mereka juga tidak memiliki stok kesabaran luar biasa besar seperti Nabi dan Rasul. Oleh karena itu menurut saya Cerita Rakyat Indonesia lebih merakyat dan dekat dengan keseharian kita.
Cerita Rakyat Eropa yang beredar di Indonesia paling banyak mengisahkan perjalanan Pangeran dan Putri. Entah karena orang-orang Eropa begitu menggilai keluarga kerajaan atau disesuaikan dengan kebiasaan dan preferensi pembaca di Indonesia. Inti ceritanya :
1. kejahatan selalu kalah oleh kebaikan
2. pangeran dan putri hidup bahagia selamanya.
Tidak dijelaskan kenapa seseorang bisa menjadi jahat, kenapa tingkah lakunya digolongkan jahat, darimana datangnya kemampuan khusus pangeran/putri atau kehidupan putri dan pangerannya setelah menikah. Cerita yang simpel dan sederhana, tetapi sangat mudah ditebak dan terkesan terlalu digampangkan.
Cerita rakyat Asia yang saya kenal kebanyakan berkisah tentang dunia Dewa-Dewi, dan nilai moralnya lebih banyak dan tinggi dibanding cerita rakyat Eropa. Contohnya : jangan mudah menghakimi orang lain (Son Go Kong), Setiap perbuatan pasti akan ada balasannya cepat atau lambat (Journey to The West), kita harus bisa menerima sifat orang apa adanya, tidak ada yang abadi di dunia ini (Izanagi dan Izanami), perang hanya akan membawa kesengsaraan ( 3 Kingdoms), atau untuk menjadi ahli diperlukan usaha keras dan perjuangan tak kenal lelah (Musashi).
Untuk saya sendiri, saya lebih menyukai Cerita Rakyat Indonesia karena variasi dan imajinasinya. Cerita Rakyat Asia sangat bagus untuk ditiru dan sebagai panduan dalam menghadapi hidup sehari-hari dan pembentukan karakter diri karena nilai moralnya yang dekat keseharian kita. Cerita nabi lebih baik diambil intinya saja karena membosankan dan cerita dunia Barat cukup untuk hiburan karena sangat sedikit nilai yang bisa diambil.
Komentar