Langsung ke konten utama

Margareta Astaman : Fresh Graduate Boss

Buku ini dirangkum dari kumpulan curhat Margareta Astaman di margarittta.multiply.com. Berisi 29 cerita Margie selama bekerja dan berkarir di berbagai perusahaan media dan advertising. Suka duka menjalani karir dan pengalaman dengan teman-teman kantor, atasan maupun bawahan diceritakan dengan bahasa yang lugas dan ringan.
Dari berbagai cerita di buku ini kita bisa mengenal berbagai suka duka dunia kerja, baik di kantor besar maupun kantor kecil. Mulai dari kesulitan memutuskan tempat berkarir, proses adaptasi, berurusan dengan teman kerja atau suasana kantor yang kurang sesuai, diskriminasi ras atau gender dari lingkungan dan berbagai hal lain.
Margie menulis buku ini dengan gaya bahasa percakapan sehari-hari dan apa adanya. Membaca buku ini kita seperti sedang mendengarkan Margie curhat mengenai dunia kesehariannya dan apa pendapatnya mengenai masalah yang menimpanya. Buku ini juga dilengkapi ilustrasi sederhana yang menggambarkan cerita-cerita penulis.
Dari buku ini saya jadi tahu bahwa masalah seperti diskriminasi gender/ras, percintaan, motivasi kerja ataupun pergaulan adalah hal biasa yang bisa ditemukan di manapun. Begitu pula dengan masalah pekerjaan yang tidak sesuai dengan panggilan jiwa. Tergantung kepintaran kita menyikapi. Kalau materi merupakan tujuan utama, tahan-tahankan saja bekerja di tempat yang tidak disukai. Toh gajinya besar. Tapi kalau aktualisasi diri atau kebahagiaan adalah tujuan utama kita bisa memilih karir kita sendiri. Risikonya mungkin saja gaji yang terlalu kecil. Yang penting kita bahagia dan ikhlas menjalani karir itu.
Fresh Graduate Boss merupakan karya ketiga Margie sesudah After Orchard dan Excuse Moi. Kedua karya awalnya sudah sold-out dan jarang ditemukan di toko-toko buku di Solo dan Jogjakarta. Fresh Graduate Boss bisa dibeli dengan harga IDR 42000.
Menurut saya, Fresh Graduate Boss sangat layak dibaca. Bahasanya ringan, mudah dipahami, lucu dan membumi (dekat dengan keseharian). Sejenis dengan chicklit. Tapi ceritanya lebih nyata dengan kehidupan kita dan bisa saja sudah (atau kelak) kita alami.

Komentar

Anonim mengatakan…
Ini cerita fiksi atau buku opini Jeng?rasanya kok sekarang ak jadi malas ya baca2 buku
ThinkTrial mengatakan…
Baca majalah lebih santai,ga seserius baca buku :p
Ni blog yg dibukukan,kayak kambing jantannya raditya dika :)

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.