Tanggal 9 Desember 2015 besok
akan diadakan Pilkada serentak. Ada 8 provinsi, 170 kabupaten, dan 26 kota yang
akan menggelar pemilihan kepala daerah pada hari yang sama. tanggal 9 desember
adalah hari rabu yang notabene adalah hari kerja, jadi wajar kalau kita memilih
untuk bekerja dibanding meluangkan waktu untuk memilih kepala daerah, alias
tidak memilih, alias golput. Apalagi kalau selama ini kita merasa bahwa pendapat
kita tidak pernah didengar kepala daerah. Buat apa repot-repot memilih kalau
hasilnya sama saja?
Add caption |
Orang yang memilih menjadi
golongan putih, tidak menjadi bagian dari influentials ataupun essentials,
tidak bisa mengkritik atau mengganti pemimpin yang tidak disukai, karena ia
memilih tidak menggunakan hak pilihnya. Ia hanyalah interchangeables, seseorang yang punya hak memberi suara. Tidak
lebih.
Jika kita memilih menggunakan
hak pilih kita, maka kita termasuk influentials. Seorang influentials akan
melakukan riset menyeluruh tentang kandidat pemimpin yang tersedia, mencari
siapakah yang paling dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhannya. Saat ini,
seorang influentials bisa melakukan riset lewat situs www.kpu.go.id , Wikipedia, bahkan
Youtube. Ia juga bisa melakukan riset langsung seperti menghadiri acara-acara
kampanye, bahkan debat antar kandidat. Saat seorang influentials sudah
menemukan kandidat mana yang paling sesuai, dan memutuskan memilih kandidat
tersebut, saat itulah ia menjadi seorang essentials.
Seorang essentials bisa
bertindak pasif maupun aktif. Essentials yang aktif akan mengajak seluruh
kenalan atau anggota keluarganya memilih kandidat pilihannya. Saat
pilkada/pemilu berakhir, essentials jenis ini bisa saja diberi saja diberi
jabatan atau proyek atas jasa-jasanya. Ia pun bisa menjadi pengkritik paling
logis dan paling keras bila ada kebijakan pemerintah terpilih yang tidak sesuai
dengan aspirasinya. Essentials yang pasif, yang tidak suka pengumuman atau
gembar-gembor, tetap mendapat keuntungan saat kandidatnya menang atau kalah,
karena ia sudah memperoleh pendidikan politik.
Jika seseorang memilih menjadi
golongan putih, memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya, itu berarti ia
memperkecil jumlah essentials dan influentials. Semakin kecil jumlah essentials
dan influentials, semakin kecil jumlah orang yang akan meminta tanggung jawab
seorang pemimpin, sehingga semakin bebas ia menggunakan kekuasaannya. Kecilnya
jumlah orang yang meminta tanggung jawab memungkinkan seorang pemimpin berubah
menjadi diktator.
Jika kita memilih untuk tidak
memilih, kita meningkatkan kemungkinan seorang pemimpin mejadi diktator yang
memerintah semena-mena. Kita bisa membantu menciptakan Hitler gaya baru. Oleh
karena itu, kita perlu menggunakan hak pilih kita.
Janganlah jumawa jika kandidat
kita menag, karena kelak pasti ada kebijakannya yang tidak sesuai dengan
aspirasi kita. Dan janganlah berkecil hati bila kandidat kita kalah, karena
akan ada kesempatan lain yang datang. Suara kita menentukan siapa yang
berkuasa. Janganlah menjadi golongan putih, karena suara kita akan sia-sia.
Komentar