Suatu ketika bu Paramita
Mohammad (@sillysampi) berkicau sembari mengkritik presiden Jokowi: pak
presiden perlu membaca buku ini sebelum mulai memerintah. Buku yang dimaksud
adalah Dictator’s Handbook dari Bruce Bueno de Mesquita dan Alastair Smith.
Dilihat sepintas dari judulnya
buku ini seolah mengajarkan cara menjadi diktator bagi seorang pemimpin. Akan
tetapi, buku ini sesungguhnya berisi kejujuran yang brutal tentang bagaimana
politik bekerja. Dictator’s Handbook tidak menyajikan idealisme tentang
kepemimpinan (leadership), tapi
menginformasikan apa saja yang sebenarnya harus dilakukan seorang pemimpin.
Kita tidak akan menemukan ide-ide muluk tentang leadership, kesejahteraan, atau negarawan. Hanya kejujuran yang
brutal. Kenyataan bahwa menjadi pemimpin dan melanggengkan kekuasaan adalah hal
yang perlu diterima pembaca.
Dictator’s Handbook dilengkapi
puluhan contoh bagaimana mengelola negara atau perusahaan dengan baik, dan
bagaimana melanggengkan kekuasaan. DeMesquita dan Smith memaparkan puluhan
contoh tokoh tenar maupun kurang terkenal yang sukses meraih kekuasaan dengan
cara demokratis ataupun militer. Kedua pengarang pun memberi penghargaan kepada
pemimpin-pemimpin otokrat (diktator yang sebenarnya) dan demokratis yang
berhasil memimpin dan mensejahterakan konstituennya.
DeMesquita dan Smith membagi
pemimpin menjadi dua tipe: demokratis dan otokratis. Pemimpin-pemimpin negara
demokrasi matang di Uni Eropa dan Amerika Serikat masuk golongan pertama. Pemimpin-pemimpin
dari Amerika Selatan, Asia, dan Afrika yang sudah puluhan tahun belum mau
lengser keprabon masuk golongan kedua. Yang membedakan pemimpin demokratis
dengan otokratis adalah jumlah orang yang tergabung dalam tiga dimensi politis:
interchangeables, influentials, dan essentials.
Interchangeables adalah semua
orang yang punya hak memberikan suara. Di Indonesia itu berarti semua orang
yang sudah berKTP atau sudah menikah. Influentials berarti orang yang
benar-benar memilih partai atau orang tertentu, yang berarti mereka yang tidak
golput dan memilih menggunakan hak pilihnya. Essentials adalah orang-orang yang
memilih partai tertentu, atau konstituen. Mereka adalah konstituen
partai-partai semacam PKM, Hanura, atau Demokrat.
Di negara demokratis, jumlah influentials dan essentials sangat besar, bisa puluhan juta orang atau di atas 50%
dari jumlah penduduk suatu negara. Kedua golongan tersebut sangat penting dalam
kelanggengan kekuasaan partai dan pemimpin. Essentials bisa mengganti pemimpin
yang tidak disukai, tapi mereka juga cenderung loyal dan berbagi nilai yang
sama dengan partai atau pemimpin.
Selain 3 Dimensi politis yang
menjadi dasar keberlangsungan kekuasaan, DeMesquita dan Smith juga menyinggung
sejumlah hal yang dapat menyebabkan rakyat menderita walau niat awalnya baik,
antara lain: pajak, hutang, fasilitas, umum, korupsi, dan bantuan asing (foreign aid).
Tidak hanya mengkritik,
keduanya juga memberikan solusi bagi kesejahteraan umum, seperti: memperbesar
jumlah essentials, menghilangkan
bantuan asing, dan mengampuni diktator yang berkuasa. Ide yang terakhir ini
walau terdengar kontroversial, tapi lebih baik dibanding memaksa diktator
menjalani perang terbuka yang menimbulkan ribuan korban jiwa.
Komentar