Tokoh utama suatu cerita
pasti punya kelemahan. Dan kelemahannya itulah yang membuat suatu cerita bisa
menarik. Penulis yang cerdas memanfaatkan kelemahan tokoh-tokoh rekaannya untuk
membuat plot yang menarik dan membuat pembaca penasaran. Plot yang menarik
tidak harus rumit. Plot sederhana yang mudah ditebak tapi tersamar pun menarik.
Baru-baru ini saya membaca
sebuah fiksi yang tokoh utamanya sempurna, tak bercela dan lurus-lurus saja. Plotnya
lumayan menarik walau ide dan temanya akrab dijumpai. Hasilnya cerita tersebut kurang
greget. Peristiwa-peristiwa yang di fiksi lain tampak luar biasa jadi biasa. Apalagi
reaksi protagonisnya mudah ditebak. Jadi tambah bosan membacanya. Fiksi tersebut
tamat dalam 40 menit.
Dari membaca kisah yang terlalu
sempurna inilah saja jadi sadar bahwa kelemahan tokoh utama yang membuat cerita
menarik. Robert Langdon selalu terbawa oleh rasa penasaran dan wanita cantik. Harry
Potter kesepian dan merindukan keluarga. Darrell Rivers, Percy Jackson dan
Tuppence tidak terlalu cerdas dan menderita rendah diri akut yang coba
ditutupi. Mereka semua punya kelemahan yang bisa dieksploitasi untuk
menciptakan konflik dan plot oleh authornya.
Kelemahan mereka itulah yang membuat jalan cerita sulit ditebak dan menarik
rasa penasaran pembaca.
For
me, a protagonist with tons of vulnerability works better. Their flaws make
them closer to human that we can relate to. A perfect protagonist will ruin
story and disgrace reader to read itu further becaus they can’t found something
they can relate and attract to.
Komentar