Jacatra Secret adalah novel
fiksi konspirasi karya Rizki Ridyasmara yang baru terbit di 2013. Menilik
sampul dan judulnya saja, pembaca bisa langsung tahu bahwa novel ini mengekor
ketenaran The Lost Symbol dan Da Vinci Code karya Dan Brown. Kebetulan
novel-novel Dan Brown diterbitkan oleh Bentang, penerbit Jacatra Secret.
Jangan tertipu dengan judul dan
cover novel ini. Jacatra Secret adalah novel yang datar, picik, ultranasionalis
(sampai ke tingkat tidak mau dikritik), tidak memperhatikan fakta sejarah, dan
sangat menyalahkan pihak Barat atas segala yang terjadi di Indonesia, tidak
memakai logika wajar dan sangat bertumpu pada kisah konspirasi yang diragukan
keakuratannya. Saking overnasionalisnya, Jacatra Secret membuat penduduk
Indonesia tampak seperti orang-orang bodoh yang tidak bisa berpikir, lemah,
tidak bisa berbuat apapun dan enggan berjuang. Fiksi ini pun menafikan peran
pergerakan nasionalis dan diplomasi, seolah hanya kekuatan militer dan ekonomi
makro yang berperan dalam pembangunan Indonesia.
Cerita dalam novel ini mengalir
amat sangat lambat sekali, datar dan betul-betul membosanka. Alur (pace) ceritanya hambar dan pelan, tidak
ada tantangan atau thrill yang
membuat pembaca tertarik dan mengikuti terus. Bahkan tokoh antagonis yang
dipasang bagai tempelan yang dipaksakan ada untuk memenuhi kaidah merangkai
cerita.
Jika dibandingkan dengan Negara
Kelima dan Rahasia Meede karya ES Ito, Jacatra Secret kalah jauh di bagian
pemaparan, riset fakta dan sejarah, alur, pengembangan karakter, kemampuan
membuat pembaca penasaran (thrill)
dan kemampuan mempengaruhi pembaca berimajinasi.
Dua tokoh utamanya, John Grant
dan Angelina Demetreia, digambarkan sempurna secara fisik dan intelektual.
Mereka menjalani hidup yang lurus-lurus saja sampai seorang ekonom terkemuka
(yang digambarkan mirip Soemitro Djojohadikusumo) tewas ditembak. Sejak saat
itu mereka menjalani dua hari yang penuh kuliah dan fiksi sejarah.
Delapan puluh persen cerita
dalam novel ini berisi campuran fakta dan rekaan sejarah hasil imajinasi
pengarangnya. Namun, bumbu wajib novel yang menarik seperti keluarga,
persahabatan, penderitaan atau percintaan sekalipun tidak ada di dalamnya.
Dilihat dari pengembangan
karakternya saja, Jacatra Secret gagal menampilkan transformasi dan motif
tokoh-tokohnya untuk menyelidiki pembunuhan seorang kakek tua. Jacatra Secret
mirip kisah Hardy Boys dimana kondisi tokoh utama sama dari awal sampai akhir,
minus ketegangan dan kenakalan hidup manusia normal.
Sepertinya Rizki Ridyasmara
terlalu terobsesi dengan ide konspirasi umat manusia yang dibawa John Perkins
dan kurang memahami bagaimana kegiatan ekonomi seperti industri dan perdagangan
berjalan, atau proses negosiasi politik dan sistem sosial bekerja. Akibatnya,
fiksi karyanya dipenuhi teori konspirasi yang tidak jelas maksud dan tujuannya.
Saking membosankannya Jacatra
Secret, saya bisa selesai membaca ke-sebelas seri novel Percy Jackson (mulai
dari Lightning Thief sampai House of Hades), Ketiga buku Hunger Games, dua seri
Bliss dan Empat kumpulan kasus Sherlock Holmes sampai tamat. Padahal ketika
menikmati kisah sejenis karya ES Ito mata saya tidak bisa lepas dari jalinan
ceritanya.
Saran saya, bacalah novel ini
dengan cepat dan pinjam dari perpustakaan saja. Masih banyak buku lain yang
lebih menarik daripada Jacatra Secret. Lewati bagian-bagian yang mirip buku
pelajaran sejarah anak kelas 3 SD. Nikmati saja bagian sekelumit sejarah
arsitektur Jakarta yang dicampur khayalan ala 1984 nya George Orwell. Hanya
bagian itulah yang cukup menarik dari novel ini.
Komentar