Langsung ke konten utama

Kenapa Pemerintah Tidak Seharusnya Tunduk pada Tekanan Investor

 Di negara-negara maju, terutama negara yang menganut sistem parlementer di Eropa sana, tiap kali bursa saham turun lebih dari 10% dalam sebulan (seperti yang terjadi di medio 2009-2012) kepercayaan rakyat (yang disurvei) terhadap pemerintah turun drastis dan Perdana Menteri yang berkuasa dipaksa membuat peraturan yang ramah investor atau mengganti menteri strategis. Menurut saya perubahan ini sebetulnya tidak perlu-perlu amat, kecuali bila negara tersebut punya hutang besar ke lembaga donor tertentu seperti IMF, World Bank, atau negara-negara kaya. Kenapa?
Pertama, bursa tidak mencerminkan segala yang terjadi di pasar riil. Sebagian ekonom berargumen bahwa kondisi bursa efek adalah indikator awal kondisi ekonomi suatu negara. Sayangnya sebagian pihak, terutama hedge funds, bisa mengendalikan fluktuasi bursa efek suatu negara dan menimbulkan sinyal palsu (noise) mengenai indikator awal kondisi ekonomi itu. Kalau bursa turun sampai 5% dalam seminggu belum tentu sebuah pertanda bahwa kondisi ekonomi atau industri suatu negara bakal turun (kontraksi) 5% di bulan itu.
Kedua, bursa dimanapun saat ini masih dipengaruhi emosi yang disebabkan rumor dan sentimen pasar. Kalau ada gosip bahwa suku bunga acuan akan turun atau adanya peraturan fiskal baru, pelaku bursa akan bereaksi dengan membeli atau menjual saham, tergantung sudut pandang mereka. Bila sebagian besar pelaku bursa berpandangan positif dan membeli saham, bursa akan naik. Bila sebagian besar berpandangan negatif dan menjual saham, bursa akan turun.
Tiga, bursa bisa dikendalikan pemodal besar. Seperti hedge funds atau manajer investasi yang terafiliasi dengan sekuritas dan emiten tertentu (misal: MNC atau Bakrie Group).

Last but not least, dana yang masuk bursa adalah hot money. Beda dengan investasi langsung berbentuk FDI (foreign direct investment) yang berdiam di suatu negara dalam waktu tahunan, hot money bisa masuk dan keluar kapan saja. Bisakah sesuatu yang labil dipercaya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.