Gegara isu cadangan minyak
dunia disorot oleh The Economist dan Blomberg Businessweek, saya jadi tertarik
akan fiksi dan fakta yang melingkupi minyak mentah. Setelah Moral Case for
Fossil Fuels dari Alex Epstein, giliran The Negotiator dari Frederick Forsyth
yang dilahap.
Daya tarik The Negotiator
terletak pada tema penculikan yang ditawarkan, jalinan plot rapat dan alur
cerita yang cepat. Hanya dengan membaca sepintas 30 halaman pertama saja kita
bisa tahu bahwa The Negotiator jauh lebih menarik dibanding Twilight atau
Inferno. Forsyth dengan rapi mampu menjalin tindakan tiap karakter, alasan yang
mendasarinya, menguak perkembangan karakternya, serta menyajikan
kejutan-kejutan di sejumlah bagian.
Dalam dunia The Negotiatornya
Forsyth yang sangat maskulin, tiap pria adalah tokoh utama dalam kehidupannya.
Ia pusat dunia, istri dan keluarga ada untuk mendukungnya. Ia taktis, punya
pertimbangan multi-dimensi, dan cenderung berkelompok. Pria di The Negotiator
lebih lembut dibanding Jack Bauer, punya masa lalu dan kehidupan menyedihkan,
tapi tetap bisa bangkit dan melanjutkan hidup. Tapi mereka berbeda dengan pria
di kisah John Grisham yang rajin mencari celah hukum atau pria dalam cerita
Michael Crichton yang penuh rasa ingin tahu. Memang hanya ada satu tokoh utama
dalam cerita The Negotiator, tapi ia bukanlah manusia super yang bisa
mengerjakan semuanya sendirian. Ia tetap butuh bantuan tokoh-tokoh lain.
Di samping plot cerita yang
dianyam pelan dan munculnya sejumlah kejutan, pembaca juga disuguhkan dengan
pengetahuan aturan-aturan tentang bagaimana melakukan negosiasi. Satu: win-win
solution. Dua: kedua belah pihak saling percaya. Tiga: berkhianat itu fatal.
Cara bernegosiasi mungkin hanya dua per tiga plot cerita The Negotiator, tapi
bagian-bagian tersebut layak dibaca berulang kali sebagai bekal negosiasi di
dunia nyata.
The Negotiator diterbitkan
penerbit Serambi seharga Rp 99ribu dengan tebal 679 halaman. Novel ini layak
sekali dikoleksi dan dibaca berulang kali, baik sebagai referensi praktek
negosiasi di dunia nyata atau referensi bagaimana menganyam cerita dengan rapi
tapi tetap penuh kejutan.
Komentar