Langsung ke konten utama

Big Boned by Meg Cabot

Sudah lebih dari setahun sejak terjemahan Size 14 Is Not Fat Either dirilis, namun hingga saat ini buku ketiga dari serial Heather Wells belum juga keluar terjemahannya. Versi cetaknya pun sulit didapat karena Big Boned tidak termasuk New York Times Best Seller. Untunglah ada Google Play yang menyediakan versi digitalnya, jadi tidak perlu repot-repot ke Kinokuniya untuk memenuhi rasa penasaran. Diharapkan akhir tahun ini versi terjemahan Big Boned sudah dapat dinikmati pembaca terjemahan Indonesia. 

Dalam Big Boned, karakter Heather Wells sudah mengalami sejumlah kemajuan. Ia sekarang berpacaran dengan asisten dosen matematika, meraih kepercayaan lebih besar dari rekan-rekan kerjanya, dan sedang mempertimbangkan tawaran untuk kembali ke karir menyanyi. Berbeda dengan 2 buku pertama di mana perhatian Heather lebih banyak tercurah untuk penyelidikan pembunuhan dan asmara dengan induk semangnya, di buku ketiga ini fokus cerita lebih banyak berpusat pada pekerjaan Hather sebagai asisten direktur asrama Fischer Hall/Death Dorm. Tentu saja masih ada pembunuhan (kali ini terhadap direktur Fischer Hall yang baru), tapi kasus ini hanya berfungsi sebagai pengikat antar kejadian dalam cerita.
Dalam Big Boned, pembaca tidak lagi disuguhi Heather yang labil, walau ia masih sering keceplosan dan mudah jatuh iba. Heather dalam Big Boned lebih sadar tentang arah hidup, tujuan hidup, pekerjaan apa yang ia nikmati dan inginkan, atau siapa saja orang yang penting baginya. Ia juga lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan mampu membuktikan diri sebagai pemimpin yang efektif di kala krisis.
Pengembangan karakter yang terasa sangat lambat di 2 buku awal terbayar lunas di buku ketiga ini. Pembaca seolah diajak mengenal karakter utama yang lebih matang, stabil dan dapat diandalkan. Walaupun kecepatan cerita dan dialog lebih cepat, tapi hal ini diimbangi oleh dialog segar dan peristiwa yang menghibur. 3.5 dari 5 bintang untuk Big Boned


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.