Dua tahun terakhir berita
akuisisi bank lokal oleh investor mancanegara tidak masuk radar koran-koran
arus utama, tapi selalu muncul di halaman depan koran-koran bisnis. Di antaranya
akuisisi Bank Saudara dan Bank Ekonomi. Investor yang masuk berasal dari Korea,
Timur Tengah dan Tiongkok. Alasan mereka mengakuisisi bank lokal adalah
besarnya margin keuntungan bisnis perbankan di Indonesia. Net interest margin (selisih antara bunga tabungan dengan bunga
kredit) bisa mencapai lebih dari 8%.
Namun saya melihatnya dari sisi
lain. Menurut saya, masuknya investor asing ke bank lokal bisa meningkatkan
efisiensi industri perbankan di Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
BOPO (biaya operasional per pendapatan operasional) industri perbankan di
Indonesia bisa mencapai 80%. Biaya operasional yang sangat tinggi disumbang
oleh banyaknya kantor cabang, belum terintegrasinya sistem transaksi internal
bank, dan masih banyaknya penggunaan karyawan untuk menjalankan fungsi
operasional bank yang bisa dilakukan mesin.
Contoh penyetoran uang. Di
sejumlah bank swasta, saat kita ingin menabung, cukup datang ke mesin setor
tunai, masukkan kartu ATM, masukkan PIN, taruh uang yang ingin disetor ke selot
khusus, maka mesin akan menghitung jumlah uang, menampilkannya di layar, dan
meminta konfirmasi. Setelah kita klik OK atau setuju, uang yang kita setorkan
otomatis masuk ke kredit tabungan kita. Nasabah akan mendapat kertas konfirmasi
seperti saat menarik uang tunai.
Di Malaysia, Singapura, atau
Australia, nasabah bisa bertransaksi reksa dana atau membeli asuransi lewat internet banking atau mesin ATM. Di
sini, peraturan dari OJK dan belum terintegrasinya sistem identifikasi dan
pengenalan belum memungkinkan hal itu. Peraturan know your client mewajibkan ada tatap muka antara calon nasabah
dengan customer service, Manajer
Investasi, atau agen asuransi. Satu lagi tambahan inefisiensi. Adanya peraturan
tersebut justru menyebabkan bank-bank memaksimalkan jasa telemarketing yang
menjebak calon nasabah untuk membeli produk mereka. Jadinya bukan know your client tapi trap your client.
Berkah masuknya investor asing
ke bank lokal sudah dirasakan sejumlah nasabah yang jeli melihat variasi jasa
yang ditawarkan bank-bank menengah. Di Bank OCBC NISP, calon nasabah bisa
membuka rekening tabungan tanpa biaya bulanan tapi tetap mendapat fasilitas internet banking dan ATM. Nasabah bisa
mengosongkan saldo tabungan di Commonwealth Bank tanpa takut tabungannya
hangus, dan membeli reksa dana secara online.
Kedua bank ini tidak memiliki kantor cabang yang banyak karena nasabahnya
cenderung self-service dan melek
teknologi.
Di masa depan, bisa saja kantor
cabang hanya terdapat di ibukota provinsi. Nasabah bisa bertransaksi lewat
telepon genggam atau sidik jari. Kantor-kantor dan mesin ATM ditiadakan,
diganti mesin-mesin EDC dan kantor cabang bergerak di minibus (bank bus). Sistem transaksi dan dokumen
internal semakin terintegrasi. Sistem transaksi antar bank lebih mudah dan cepat.
Di saat itu, efisiensi bank semakin baik, nasabah tidak dibebani biaya bulanan
terlalu tinggi. Dan kita baru merasakan manfaat masuknya investor asing ke
industri perbankan nasional.
Komentar