Hollywood tidak henti-hentinya
menelurkan serial baru bagi penonton televisi. Setelah deretan CSI, CSI New
York, CSI Miami, NCIS, NCIS Los Angeles, Criminal Minds, kemudian muncul CSI
Cyber. Hampir sama dengan Criminal Minds dan CSI, CSI Cyber bercerita tentang
divisi FBI yang menganalisis, memburu, dan menangkap pelaku kejahatan dunia
maya.
Serial yang berdurasi 45 menit
dan berjumlah 13 episode pada season pertamanya ini terasa sekali bagai
perpaduan CSI New York, Criminal Minds, dan Scorpion. Unsur psikologis pelaku
dan korban dianalisis oleh psikiater (yang kebetulan merupakan kepala divisi
cyber), kemudian dilakukan analisis barang bukti untuk mencari bukti fisik atau
forensi, lalu menggunakan kode-kode pemrograman dilacaklah terduga pelaku
kejahatan.
Kelebihan serial ini adalah:
penonton dihadapkan pada kasus-kasus nyata yang bisa terjadi pada siapapun yang
terkait dengan jaringan internet, sepertu cyberbullying,
pencurian kartu kredit, perdagangan manusia, pornografi, hingga pembunuhan
terencana yang memanfaatkan kecanggihan teknologi. Sayangnya, kegiatan menemukan
dan melacak terduga pelaku tidak digambarkan secara mendetail dan masuk akal,
sehingga terasa seperti ada rantai cerita yang hilang. Serial ini lebih fokus
pada kegiatan perburuan dan penangkapan terduga pelaku.
Kelemahan CSI Cyber yang paling
kentara adalah nyaris tidak adanya pengembangan karakter dari tokoh-tokohnya
akibat terlalu berfokus pada sisi teknis perburuan penjahat, seolah-olah semua
anggota tim divisi cyber mendedikasikan seluruh hidupnya untuk bekerja dan
tidak punya keluarga. Dialog-dialognya cenderung pendek, bahkan kebanyakan
terdengar seperti salah satu artikel di jurnal Psychology Review, atau mengambil tulisan di InfoKomputer dan
Mashable.
Secara keseluruhan, film ini
kurang menarik ditonton, apalagi diikuti tiap minggu. Lebih baik menonton
serial lain yang lebih menarik seperti Quantico, Scorpion, Empire, atau
Blindspot.
Komentar