Langsung ke konten utama

Magnus Chase And The Sword Of Summer By Rick Riordan




   The long awaited young adult novel about Norse mythology finally released. Written by Rick Riordan – a writer who famously introduce Greek, Roman, and Egypt myth to kids and teens through his novels before – his newest novel sparks buzz and curiosity among his fans worldwide. These buzz and curiosity turns sour when some readers found out that: Magnus Chase apparently not so different with Riordan’s most famous character, Percy Jackson.
Their similarity not lies in their looks, albeit both of them maybe share the same lean muscular physique. It is in their witty, sarcasm, and their tendency to insult higher authority that makes Magnus and Percy almost identical. Their sidekicks are no different either. Blitzen the dwarf remind us with Leo Valdez. Hearthstone the Valkyrie is Jason Grace. Samirah Al Abbas the valkyrie is an hijaber version of Piper MacLean. Feels like Riordan attached trio from Lost Hero to a blond version of Percy Jackson. Worse, Annabeth still in the story. Magnus is Annabeth’s Cousin.

The first part of Riordan’s Norse myth story highlighted his inability to come up with different characters, or simply to develop them. His avid readers would know exactly what would happen to the characters next, or their next move. Even some readers got a sense that he wants to keep his fans loyal, by giving them other version of their beloved characters. He don’t want to gamble his newest story with really really new characters or unpredictable storyline.
My opinion: Riordan must bet new characters development and new storyline to his next book (Thor’s Hammer). Loki ain’t Kronos, Magnus not Percy, and Hearth definitely not Jason. Its better if Riordan add some twist to their personality (no, not twist to their background) so those new characters doesn’t look like carbon copy of Heroes of Olympus’s.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.