Langsung ke konten utama

Outliers : Rahasia di Balik Sukses

     Sebelumnya saya sudah menulis ulasan tentang seni kegagalan dan outliers di buku what the dog saw. Sekarang saya lanjutkan ulasan menyeluruh tentang buku outliers yang ditulis oleh Malcolm Gladwell.
     Buku Outliers menawarkan pemahaman baru mengenai kesuksesan. Walau selintas judulnya mengingatkan kita akan buku-buku lain tentang kesuksesan, tapi Gladwell melihatnya dari sudut pandang lain. Tiga faktor yang menurutnya paling mempengaruhi kesuksesan adalah kerja keras, kesempatan, dan latar belakang.
     Outliers adalah orang-orang yang berada di luar kebiasaan. Ia bisa orang yang sangat sukses, sangat cerdas, sangat berprestasi, atau juara-juara lainnya. Mereka mencapai puncak kesuksesan karena berbagai hal yang sudah mereka lalui sebelum mencapai momen puncak kesuksesannya.

     Pada bab Kesempatan, Gladwell mengisahkan bagaimana tanggal lahir, kerja keras selama 10000 jam, dan pendidikan dalam keluarga sangat menentukan tingkat keberhasilan seseorang. IQ atau tingkat kecerdasan memang mempengaruhi keberhasilan, tetapi seseorang cukup mencapai skala kecerdasan tertentu saja (dalam buku ini IQ 120) agar dapat lolos kualifikasi tertentu, selebihnya bergantung pada faktor lain.
     Bagian Warisan Budaya menerangkan latar belakang budaya dan bahasa yang mempengaruhi bidang apa yang paling memungkinkan seseorang untuk sukses. Bangsa Asia Timur lebih mungkin sukses di bidang matematika dan sains karena kesederhanaan pengucapan angkanya dan budaya cocok tanam padi yang mewariskan kebiasaaan kerja keras. Bangsa Yahudi lebih mungkin berhasil di bidang tata busana sebelum 1960an karena budaya berdagang dan menjahit yang kental.
    Dari buku ini kita mengerti bahwa semua orang bisa saja berusaha menjadi sukses. Tapi untuk mencapai puncak kesuksesan dibutuhkan kerja keras, kesempatan dan latar belakang yang mendukung. Dengan kerja keras selama 10000 jam seseorang dapat menjadi sangat ahli dalam satu bidang. Ketika kesempatan datang ia sudah sangat siap menyambarnya dan memanfaatkan kesempatan tersebut. Latar belakang budaya dan didikan keluarga membuatnya berani, kuat, mau bekerja keras, mau belajar tekun dan mempertahankan kesuksesannya.
    Orang-orang sukses yang berada di puncak adalah hasil dari kemajuan dan kebudayaan saat itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.