Langsung ke konten utama

Pembatasan Subsidi BBM

     Mulai bulan april 2012 pemerintah berencana mencabut subsidi bbm,terutama premium. Banyak pihak menyayangkan keputusan ini karena menganggap sebagian besar rakyat indonesia masih membutuhkan subsidi premium. Efek yang muncul setelah subsidi premium dihapus adalah harga-harga naik (karena ongkos transportasi naik),inflasi meroket,dan ditakutkan angka kemiskinan ikut naik.

     Namun jika melihat data statistik,dapat diketahui bahwa lebih dari 60% konsumsi premium justru dinikmati kalangan menengah. Konsumsi oleh kalangan miskin dan kendaraan umum justru lebih rendah.
     Kalau dipikir-pikir,kebanyakan kaum miskin justru tidak punya kendaraan pribadi. Mereka lebih sering bepergian dengan kendaraan umum. Mobilitas mereka terbatas. Bepergian bukan prioritas utama mereka. Jadi sebetulnya subsidi premium tidak menyentuh mereka. Padahal subsidi dimaksudkan untuk mempermudah hidup kaum miskin. Apa gunanya subsidi kalau tidak menyentuh sasaran?
     Pihak-pihak yang tidak menyetujui penghapusan subsidi berargumen hal itu bisa meningkatkan inflasi. Betul. biaya transportasi pasti naik. Inflasi tahun lalu yang cuma 3.9% bisa menembus 6%. Tapi dana IDR 170T hasil penghematan subsidi bisa dipakai untuk belanja infrastruktur dan melunasi hutang yang jatuh tempo. Hutang pemerintah bisa dikurangi dan beban anggaran berkurang. Kalau pembangunan infrastruktur lancar, pertumbuhan ekonomi meningkat dan lapangan kerja bertambah, justru penghapusan subsidi premium bermanfaat dalam jangka panjang.
     Kalangan yang langsung terpukul dengan dihapuskannya subsidi premium adalah kalangan menengah, yaitu orang-orang dengan penghasilan lebih dari IDR 2 juta (Jawa) atau IDR 4 juta (luar Jawa) sebulan. Mereka biasanya memiliki kendaraan sendiri walau masih menumpang tinggal di rumah orang tua dan tidak bisa menabung. Penghapusan subsidi diperkirakan mampu membuat skala prioritas belanja mereka bergeser. Alokasi bahan bakar mereka bertambah, sedangkan kebutuhan gaya hidup mereka dikurangi.
     Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diperkirakan ikut terpukul dihapuskannya subsidi. Biaya transportasi pasti melonjak. Mereka harus lebih kreatif menyusun anggaran agar tidak rugi. Konsekuensi yang mungkin muncul antara lain pengurangan jam kerja, pemutusan hubungan kerja, konsolidasi usaha inti, dan kenaikan harga jual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagus Serap Air

    Konsekuensi dari tinggal di kamar kos dekat pohon besar adalah kamar yang lembab. Begitu pula dengan kamar saya. Tepat di depan kamar menjulang pohon mangga. Kaum tetumbuhan setiap malam rajin mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sepanjang hari. Tidak heran kamar saya menjadi lembab, rentan jamur, baju dan buku terancam lapuk.     Untuk itulah saya memerlukan desiccants alias penyerap lembab yang dapat menyerap uap air dengan kuat. Saya pun mencoba Bagus Serap Air varian 450 ml sekali pakai. Bahan Aktif yang digunakan ialah butiran kalsium klorida (CaCl). Hasilnya? Dalam waktu 30 hari satu wadah penuh terisi cairan air dan garam yang berasal dari kelembaban di kamar saya.

Teh Tarik

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, minuman bernama teh tarik ini bisa dibilang barang baru. Minuman yang berasal dari campuran teh hitam dengan susu ini baru dikenal awal tahun 200an, saat beberapa restoran menawarkan menu-menu ala negeri jiran, terutama Malaysia dan Singapura. Teh tarik biasa disajikan bersama roti bakar dan wafel di restoran-restoran ini.     Teh tarik sering rancu diartikan sebagai teh susu. Walau benar sebagian, ada perbedaan kecil antara teh tarik dan teh susu. Teh tarik adalah teh susu yang dituang bolak-balik di antara dua gelas besar sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Teh susu yang biasa disajikan di booth-booth berbagai merek teh biasanya hanya teh hitam dicampur susu yang dikocok beberapa saat dengan es batu.

Istilah Kuliah : Share Swap (Tukar Saham)

Beberapa minggu yang lalu bursa saham dihebohkan oleh kegiatan share swap yang dilakukan Telkom (melalui anak perusahaannya, Mitratel) dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). TLKM akan menukar 49% kepemilikannya di Mitratel dengan kepemilikan 5.9% atas TBIG. Detailnya: TLKM (pasca transaksi) punya 5.9% hak kepemilikan atas TBIG, sedangkan TBIG punya 49% kepemilikan di Mitratel. TLKM menyerahkan kepemilikan atas 49% saham Mitratel dengan kepemilikan atas 5.9% saham TBIG.